Transaksi Rp324 Triliun Warga RI Mengalir ke Luar Negeri, Ekonomi Terancam!

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 18 Januari 2025 09:13 WIB
Masyarakat Indonesia Lebih Memilih Belanja di Luar Negeri Dibandingkan di Dalam Negeri (Foto: Ist)
Masyarakat Indonesia Lebih Memilih Belanja di Luar Negeri Dibandingkan di Dalam Negeri (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa sebanyak 10 juta masyarakat terkaya di Indonesia cenderung lebih memilih belanja di luar negeri dibandingkan di dalam negeri.  

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengungkapkan terdapat sekitar Rp324 triliun transaksi yang hilang dari PDB karena masyarakat Indonesia lebih memilih belanja di luar negeri. 

"Kita hitung kalau belanja itu katakanlah yang paling konservatif US$2.000 per orang. Jadi itu kira-kira Rp324 triliun," katanya, Jumat (17/1/2025). 

Yang menjadi alasan masyarakat berbelanja di luar negeri karena harga yang lebih kompetitif dibandingkan dengan di dalam negeri.

Sementara di Indonesia, barang impor yang masuk ke dalam negeri harus melewati berbagai kebijakan seperti pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hingga bea masuk sebesar 25%. 

"Jadi dibandingkan misalnya dengan Singapura, nah itu kan nggak ada. Jadi secara otomatis barang di kita itu lebih mahal daripada di tempat lain," ungkapnya.

Airlangga juga menilai bahwa kebiasaan para orang terkaya Tanah Air itu sama sekali tidak berdampak positif ke perekonomian Indonesia. Padahal, daya beli mereka akan sangat membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang saat ini diharapkan tumbuh di atas 5%. 

Pemerintah telah berupaya meluncurkan berbagai program untuk menarik perhatian kalangan orang kaya agar berbelanja di dalam negeri. Salah satunya, pada akhir tahun lalu, pemerintah menyelenggarakan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2024 dan Belanja di Indonesia Aja (BINA). 

Berdasarkan catatan, total transaksi kedua program tersebut mencapai Rp71,5 triliun antara 11 hingga 29 Desember 2024.

Secara rinci, program Harbolnas mencatatkan transaksi sebesar Rp31,2 triliun, meningkat 21,4% dibandingkan tahun 2023. Sedangkan program BINA 2024 berhasil mencatatkan kenaikan transaksi sebesar 15,5% (year on year/YoY) dengan total mencapai Rp25,4 triliun. Program Every Purchase is Cheap (EPiC) juga mencatatkan transaksi sebesar Rp14,9 triliun.

Topik:

belanja produk-luar-negeri ekonomi-indonesia airlangga-hartarto