Rupiah Kian Terpuruk, Ambles ke Rp16.443 per Dolar AS

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 3 Februari 2025 10:02 WIB
Rupiah Melemah 0,46% di Level Rp16.375 per Dolar AS (Foto: Dok MI)
Rupiah Melemah 0,46% di Level Rp16.375 per Dolar AS (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Rupiah mengawali perdagangan awal pekan dengan kinerja yang kurang baik, tergulung oleh sentimen risk-off di pasar global akibat meningkatnya ketegangan geopolitik dan memanasnya perang tarif.

Rupiah Melemah di Awal Pekan, Sentimen Global Tekan Pasar

Pada Senin pagi (3/2/2025), rupiah dibuka melemah 0,46% di level Rp16.375 per dolar AS. Pelemahan ini berlanjut dengan cepat, menyentuh level Rp16.445 per dolar AS pada pukul 09.13 WIB, mencerminkan tekanan kuat dari penguatan dolar AS di pasar global.

Rupiah Melemah Bersama Mata Uang Asia Lainnya

Rupiah bukan satu-satunya mata uang Asia yang tertekan. Sejumlah mata uang regional juga mengalami pelemahan signifikan. Hingga pukul 09.09 WIB, baht Thailand memimpin pelemahan dengan penurunan 1,19%, diikuti dolar Taiwan yang melemah 1,17%, won Korea Selatan turun 1,12%, dolar Singapura melemah 0,94%, dan ringgit Malaysia terkoreksi 0,93%.

Lebih lanjut, rupiah mengalami pelemahan 0,75%, diikuti oleh peso 0,50%, yuan offshore mengalami pelemahan 0,52%. Yen Jepang dan dolar Hong Kong juga melemah 0,42% dan 0,03%.

Faktor Penyebab Pelemahan Rupiah

Pelemahan rupiah tak lain karena para investor dan trader bergerak keluar dari pasar menghindari aset-aset yang dinilai lebih berisiko seperti saham, juga aset di emerging market termasuk valuta dengan yield tinggi.

Indeks dolar AS dibuka menguat tajam pagi ini, naik lebih dari 1% dan saat ini bergerak di level 109,7. Penguatan dolar AS ini memberikan tekanan tambahan bagi rupiah yang terus menunjukkan tren pelemahan.

Secara teknikal, rupiah telah menjebol dua level support terdekat dan juga melampaui level support terkuat di Rp16.400 per Dolar AS. Kini rupiah berpotensi makin melemah menuju Rp16.450 per Dolar AS sebagai support paling krusial. Bila itu juga jebol, rupiah bisa makin ambles ke Rp16.500-an per Dolar AS.

Respons Bank Indonesia

Bank Indonesia (BI) menyampaikan, telah bersiap berjaga di pasar untuk memastikan market confidence tetap terjaga, dengan menjaga keseimbangan supply demand valuta asing di pasar, juga menjaga sentimen pasar domestik tetap kondusif.

Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia Edi Susianto mengatakan bahwa indeks dolar AS (DXY) kembali menguat signifikan, mencapai level 109 pada perdagangan pagi ini. 

"Dengan sentimen global, DXY [indeks dolar AS] kembali mengalami penguatan di mana pagi ini saja sudah mencapai sekitar 109, artinya mata uang non USD khususnya mata uang EM [emerging market] sebagian besar mengalami pelemahan," ujar Edi Susianto.

"Tentu dalam kondisi seperti demikian yang penting adalah menjaga market confidence pasar dengan menjaga keseimbangan supply demand valas di pasar, menjaga sentimen pasar domestik tetap kondusif," tutur Edi.

Topik:

rupiah dolar-as rupiah-melemah