Efisiensi Anggaran BUMN, Erick Thohir Kaji Dampaknya pada Dividen 2026


Jakarta, MI - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah melakukan kajian mendalam terkait potensi dampak efisiensi anggaran terhadap besaran dividen yang akan diterima oleh negara dari perusahaan pelat merah pada tahun 2026. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (13/2/2025).
Erick Thohir menyampaikan bahwa meski pihaknya belum dapat memberikan jawaban pasti mengenai pengaruh efisiensi anggaran tahun ini terhadap kontribusi perseroan pada negara, namun hal tersebut akan dikaji secara menyeluruh.
"Apakah efisiensi ini untuk dividen yang tahun 2026 seperti apa? Tentu saya mohon maaf belum bisa menjawab sekarang," ucap Erick.
Kata dia, dividen BUMN juga bergantung pada pertumbuhan makro ekonomi nasional dan global. Apalagi, ekonomi dunia dihadapkan pada perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China.
"Karena kita lihat kondisi makronya juga, tidak hanya dalam negeri tetapi tentu kondisi luar negeri, karena kita tahu sekarang banyak perang tarif, perang dagang yang terjadi," jelasnya.
Ia mencatat, hingga 7 November 2024, perusahaan pelat merah telah menyetorkan dividen sebesar Rp85 triliun ke kas negara. Jumlah tersebut merupakan hasil dari kinerja BUMN sepanjang tahun 2023. "Khususnya untuk dividen yang target Rp85 triliun itu sudah masuk ke kas negara 7 November 2024," terangnya.
Target dividen tahun buku 2024 yang disetor ke kas negara di tahun ini sudah terindikasi Rp20,5 triliun, di mana total nilai yang ditargetkan sebesar Rp90 triliun.
"Lalu untuk yang target tahun ini Rp90 triliun, tadi saya cek juga, alhamdulillah sudah terindikasi walaupun confirm, angkanya itu Rp20,5 triliun yang akan dialokasikan buat negara di Januari ini. Jadi kalau Rp90 triliun dikurangi Rp20,5, saya rasa karena performance-nya di 2024, jadi untuk dividen 2025 aman," tutupnya.
Topik:
bumn erick-thohir efisiensi-anggaran dividen