Laba Vale Indonesia (INCO) Ambruk 79 Persen di 2024

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 26 Februari 2025 16:10 WIB
Laba PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Mengalami Penurunan Drastis hingga 79 Persen (Foto: Dok MI)
Laba PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Mengalami Penurunan Drastis hingga 79 Persen (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan laba bersih sebesar USD57,8 juta atau sekitar Rp933 miliar sepanjang tahun 2024. Angka ini mengalami penurunan drastis hingga 79 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, di mana perusahaan membukukan laba sebesar USD274 juta.

CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia, Febriany Eddy, mengakui bahwa 2024 menjadi tahun penuh tantangan bagi perusahaan. Namun, ia optimistis bahwa 2025 akan menjadi momentum kebangkitan.

"Tahun (2025) ini adalah tentang pertumbuhan, transformasi, adaptasi, dan menciptakan cerita yang lebih besar dan lebih bermakna lagi," ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu (26/2/2025).

Penurunan laba bersih INCO tersebut sejalan dengan penurunan pendapatan. Pada 2024, pendapatan INCO tercatat USD950 juta, turun 23 persen dibandingkan 2023 yang mencapai USD1,23 miliar.

Sementara itu, penurunan beban pokok pendapatan hanya 4,85 persen dari USD885 juta menjadi USD842 juta. Hal ini membuat laba kotor perseroan anjlok 68 persen dari USD347 juta menjadi tersisa USD108 juta.

Turunnya pendapatan INCO disebabkan oleh merosotnya harga rata-rata nikel matte. Sepanjang 2024, harga rata-rata nikel matte tercatat sebesar USD13.086 per ton, mengalami penurunan 24,5 persen dibandingkan tahun 2023 yang mencapai USD17.329 per ton.

Di sisi lain, produksi nikel matte INCO mencapai 71.311 metrik ton (t), mengalami kenaikan tipis sebesar 0,8 persen dari 70.728 t pada tahun sebelumnya. Sementara itu, volume penjualan nikel matte tercatat sebesar 72.625 t, meningkat dibandingkan dengan 2023 yang mencapai 71.108 t.

"Produksi PT Vale pada tahun 2024 mencapai 71.311 t, melampaui target tahunan sebesar 70.805 t, dan melampaui produksi tahun lalu sebesar 70.728 t," ungkap Febriany.

Adapun beban usaha perseroan meningkat dari USD22 juta menjadi USD38 juta. Kinerja INCO semakin berat secara keuangan setelah adanya pencatatan kerugian yang belum terealisasi sekitar USD19,9 juta, sehingga laba bersih sepanjang tahun tersisa USD58 juta.

Topik:

pt-vale-indonesia-tbk inco nikel febriany-eddy