Menko Airlangga dan Menteri Keuangan Prancis Sepakat Perkuat Kemitraan Ekonomi

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 7 Maret 2025 13:24 WIB
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (Foto: Ist)
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menggelar pertemuan bilateral dengan Menteri Ekonomi, Keuangan, dan Kedaulatan Industri dan Digital Prancis, Eric Lombard, di Paris pada Selasa (5/3/2025). 

Pertemuan ini menjadi momentum penting bagi kedua negara dalam mempererat hubungan ekonomi di berbagai sektor strategis.

Dalam diskusi tersebut, Menko Airlangga dan Menteri Lombard membahas peluang peningkatan kerja sama dalam perdagangan, investasi, serta pengelolaan sumber daya mineral. 

Fokus utama pertemuan ini adalah memperkuat sinergi ekonomi antara Indonesia dan Prancis, sejalan dengan visi pertumbuhan berkelanjutan kedua negara.

Mengawali pertemuan, Menteri Lombard mengharapkan dialog ekonomi tingkat tinggi pada saat kedatangan Presiden Macron ke Indonesia pada akhir Mei 2025. Menteri Lombard juga memuji peran Indonesia yang sangat penting sebagai ekonomi terbesar di kawasan ASEAN. 

“Indonesia negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN. Stabilitas dan pertumbuhan ekonomi ASEAN sangat penting bagi Prancis,” ujar Menteri Lombard, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Jumat (7/3/2025).

Menko Airlangga mengharapkan percepatan penyelesaian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EUCEPA) yang telah berlangsung dalam 19 putaran selama 9 tahun. 

“Penyelesaian I-EUCEPA adalah momentum yang tepat saat dunia menghadapi ketidakpastian karena kebijakan luar negeri Presiden AS Trump. Indonesia terbuka untuk berdialog dan berkeinginan agar Indonesia dan Uni Eropa dapat menemukan jalan tengah yang mengakomodasi kepentingan bersama,” ujar Airlangga.

Penyelesaian perundingan I-EUCEPA diyakini sebagai langkah krusial dalam memperkuat perdagangan dan investasi antar kawasan. Menteri Eric Lombard menyambut baik permintaan yang disampaikan oleh Menko Airlangga dalam pertemuan tersebut.

Prancis berkomitmen untuk terus berdialog sambil menyiapkan skema konsesi keuangan guna mendukung investasi proyek-proyek melalui CEPA. 

Menteri Lombard menegaskan bahwa perjanjian ini harus memastikan akses pasar yang luas, perhatian terhadap isu lingkungan, serta membangun hubungan komersial yang kokoh.

Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan 8 persen secara bertahap, dan keinginan Indonesia menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita setara negara maju. 

Oleh karena itu, Indonesia mengharapkan dukungan Prancis pada proses aksesi OECD serta pengembangan industri dan investasi Prancis di Indonesia.

Salah satu investasi penting adalah Eramet Group yang berkolaborasi dengan RRT di Maluku Utara. Eramet Group saat ini sedang memperluas keterlibatannya dalam rantai nilai Baterai EV berbasis Nikel dengan mengoptimalkan potensi sumber daya di Weda Bay, Halmahera Tengah. 

Adapun kerja sama ini mencakup pengolahan dan hilirisasi mineral strategis guna mendukung ekosistem EV yang lebih berkelanjutan.

Airlangga juga menyinggung bahwa pembelian peralatan militer Indonesia dari Prancis yang mencapai EUR11 Miliar, perlu juga diimbangi dengan perluasan perdagangan Perancis dengan Indonesia di sektor yang lain. 

Menteri Eric Lombard mengungkapkan beberapa proyek potensial yang dapat dikerjasamakan antara Indonesia dan Prancis. Beberapa di antaranya adalah proyek hidrogen di Sumba yang digarap oleh HDF Energy bekerja sama dengan PT PLN, 

Lebih lanjut, pengembangan industri satelit melalui korporasi Thales, serta pembangunan jalur dan infrastruktur kereta api, di mana Prancis akan menyiapkan skema pembiayaannya. Selain itu, Prancis juga tertarik untuk berkolaborasi dalam pengembangan LRT di Bandung.

Dalam kesempatan ini, Menko Airlangga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Prancis atas dukungan terhadap penundaan implementasi European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) menjadi akhir tahun 2025. 

Ia menegaskan bawha Pemerintah terus proaktif melakukan dialog bilateral terkait pelaksanaan EUDR ini dengan pihak Uni Eropa. Dialog tersebut dapat menjadi ruang bagi Indonesia untuk dapat menyelaraskan kepentingan nasional dan interest pihak Uni Eropa. 

Selain itu, Menko Airlangga juga menekankan pentingnya penguatan industri minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/ CPO) sebagai salah satu sektor unggulan yang berkontribusi terhadap perekonomian nasional. 

Menko Airlangga mengajak Prancis mendukung komitmen Indonesia untuk comply terhadap standar keberlanjutan yang diakui secara global, khususnya dalam industri CPO.

Menutup pertemuan, kedua Menteri sepakat untuk memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis demi mendorong pertumbuhan ekonomi yang saling menguntungkan.

“Pertemuan bilateral ini menegaskan komitmen kedua negara dalam memperkuat kemitraan ekonomi. Hubungan diplomatik Indonesia-Prancis yang sudah menginjak 75 tahun pada tahun ini diharapkan menjadi kesempatan untuk meluncurkan program-program kerja sama baru kedua negara,” papar Menko Airlangga.

Dalam pertemuan tersebut, Menko Airlangga didampingi oleh Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Edi Prio Pambudi, serta Duta Besar RI untuk Prancis, Mohamad Oemar.

Topik:

menko-airlangga-hartarto menteri-lombard pertemuan-bilateral prancis