Harga CPO Anjlok, Kekhawatiran Ekspor Lemah jadi Pemicu


Jakarta, MI - Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) kembali jatuh pada perdagangan Senin (24/3/2025). Pelemahan ini dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap merosotnya ekspor CPO, yang berimbas pada turunnya permintaan global.
Berdasarkan data BMD, kontrak berjangka CPO untuk April 2025 mengalami penurunan 62 Ringgit Malaysia menjadi 4.589 Ringgit Malaysia per ton. Sementara itu, kontrak berjangka Mei 2025 melemah lebih dalam, turun 75 Ringgit Malaysia menjadi 4.432 Ringgit Malaysia per ton.
Tekanan juga terjadi pada kontrak CPO Juni 2025, yang terkoreksi 70 Ringgit Malaysia ke level 4.305 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Juni 2025 jatuh 62 Ringgit Malaysia di 4.198 Ringgit Malaysia per ton.
Untuk kontrak berjangka CPO Juli 2025 tertekan 52 Ringgit Malaysia menjadi 4.125 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Agustus 2025 jatuh 42 Ringgit Malaysia menjadi 4.083 Ringgit Malaysia per ton.
Dikutip dari Bernama, pedagang minyak sawit David Ng menjelaskan, penurunan itu terjadi di tengah kekhawatiran terhadap lemahnya permintaan ekspor setelah lonjakan harga baru-baru ini.
“Tidak hanya itu, turunnya harga minyak kedelai juga turut memperlemah sentimen di pasar minyak sawit,” ujarnya.
Ng menjelaskan bahwa harga CPO saat ini berada pada level support di 4.150 Ringgit Malaysia per ton, sementara resistance di 4.380 Ringgit Malaysia per ton.
Di sisi lain, analis senior Fastmarkets Palm Oil Analytics Dr Sathia Varqa mengungkapkan, harga CPO mencapai level terendah dalam tujuh minggu terakhir.
Hal ini terjadi karena para pedagang fokus pada proyeksi peningkatan produksi serta penurunan ekspor yang telah berlangsung selama lima bulan berturut-turut.
“Tren ini berpotensi meningkatkan stok akhir Maret setelah mengalami penurunan selama lima bulan sebelumnya,” jelasnya.
Topik:
sawit minyak-sawit cpo harga-cpo