Harga CPO Naik Dua Hari Beruntun


Jakarta, MI - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) menunjukkan tren penguatan, menandai kenaikan hari kedua berturut-turut pada Kamis (27/3/2025).
Kenaikan ini terjadi di tengah kabar bahwa China mulai beralih ke CPO sebagai alternatif minyak nabati akibat ketegangan dagang dengan Kanada.
Berdasarkan data pasar, hingga pukul 16.07 WIB, kontrak berjangka CPO di Bursa Malaysia Derivatives melonjak 1,34 persen ke level MYR4.316 per ton.
Harga CPO mulai menjauhi titik terendah dalam hampir dua bulan terakhir, didukung oleh faktor cuaca yang masih penuh ketidakpastian.
Mengutip Trading Economics, perkiraan menunjukkan transisi dari La Niña ke fase netral El Niño antara Maret hingga Mei dapat memengaruhi produksi.
Dilihat dari sisi permintaan, pesanan dari Mesir, Kenya, dan Nigeria diperkirakan meningkat. Meski demikian, harga minyak sawit telah melemah sekitar 1,3 persen pekan ini, menandai penurunan mingguan ketiga berturut-turut akibat ekspor yang lesu.
Data dari survei kargo menunjukkan pengiriman minyak sawit pada 1-25 Maret kemungkinan turun 8,1-8,5 persen dibandingkan Februari.
Sementara itu, aktivitas perdagangan diprediksi akan mengalami perlambatan pada pekan depan seiring dengan libur Hari Raya Idul Fitri, yang berpotensi memengaruhi permintaan dalam jangka pendek.
Di sisi lain, pemerintah Indonesia berencana melepas satu juta kumbang penyerbuk di perkebunan kelapa sawit guna meningkatkan produksi serta hasil panen.
Meski langkah ini berpotensi mendukung pasokan jangka panjang, dampaknya baru akan terasa dalam beberapa waktu, sehingga ekspor dan risiko cuaca tetap menjadi faktor utama dalam jangka pendek.
Namun, Kepala Riset Komoditas Sunvin Group yang berbasis di Mumbai, Anilkumar Bagani, menilai pasar masih kurang yakin terhadap prospek bullish minyak sawit.
"Hal ini disebabkan oleh aksi likuidasi posisi panjang oleh dana-dana China di bursa komoditas Dalian untuk kontrak RBD (refined, bleached, deodorised) minyak sawit, lemahnya permintaan dari negara tujuan, pertumbuhan produksi yang lebih tinggi dari perkiraan, serta penurunan ekspor minyak sawit Malaysia," bebernya kepada Bernama.
Senior analis Fastmarkets Palm Oil Analytics, Dr. Sathia Varqa menjelaskan bahwa meningkatnya produksi CPO pada Maret, ditambah dengan penurunan ekspor, telah membatasi kenaikan harga. Akibatnya, para trader kini berspekulasi terhadap potensi peningkatan stok pada akhir bulan.
Topik:
sawit minyak-sawit-mentah cpo harga-cpo