Reli Berlanjut, Harga CPO Naik 2 Persen

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 28 Maret 2025 17:12 WIB
Kelapa Sawit (Foto: Dok MI)
Kelapa Sawit (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) menunjukkan tren kenaikan menjelang libur Idulfitri, Jumat (28/3/2025). Hingga pukul 14.09 WIB, kontrak berjangka CPO di Bursa Malaysia Derivatives tercatat melonjak 2,20 persen ke level MYR4.408 per ton, menandai reli kenaikan selama tiga hari berturut-turut.

Mengutip data Trading Economics, lonjakan harga ini didorong oleh beberapa faktor global. Salah satunya adalah kesepakatan antara produsen minyak dan bahan bakar nabati di Amerika Serikat untuk meningkatkan mandat biodiesel serta diesel terbarukan, yang berpotensi mendongkrak permintaan CPO sebagai bahan baku utama.

Selain itu, China sebagai salah satu importir terbesar minyak sawit, dilaporkan meningkatkan volume pembeliannya di tengah ketegangan perdagangan dengan Kanada. Langkah ini semakin memperketat pasokan di pasar global, sehingga mendorong kenaikan harga.

Sepanjang pekan ini, harga CPO diperkirakan mencatat kenaikan pertama dalam tiga pekan terakhir, dengan kenaikan sekitar 0,75 persen, didorong oleh ketidakpastian cuaca. Prakiraan menunjukkan transisi dari La Niña ke fase netral El Niño antara Maret hingga Mei, yang berpotensi memengaruhi produksi.

Sementara itu, Indonesia menaikkan harga referensi (HR) minyak sawit mentah (CPO) untuk April menjadi USD961,54 per metrik ton. Nilai tersebut meningkat sebesar USD7,03 atau 0,74 persen dari HR CPO periode Maret 2025 yang tercatat sebesar USD954,50 per ton.

Namun, RI tetap mempertahankan bea ekspor sebesar USD124 per ton.

Sebelumnya, trader minyak sawit, David Ng, menyatakan bahwa sentimen pasar saat ini dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap produksi dalam negeri serta kenaikan harga minyak kedelai.

"Kami melihat level support di MYR4.250 per ton dan resistance di MYR4.450 per ton," katanya kepada Bernama.

Sejalan dengan Ng, Kepala Riset Komoditas Sunvin Group di Mumbai, Anilkumar Bagani, menyampaikan bahwa kenaikan harga minyak kedelai didorong oleh pemulihan harga energi.

"Saat ini, faktor utama yang mendorong harga adalah aksi beli di harga murah, tetapi minimnya permintaan baru dari negara tujuan ekspor membatasi kenaikan lebih lanjut," tuturnya.

Namun, kenaikan harga CPO tertahan oleh kekhawatiran terkait kekurangan tenaga kerja setelah libur Idul Fitri pekan depan.

Dari aspek ekspor, pengiriman diprediksi mengalami pelemahan. Hal ini sejalan dengan data dari lembaga survei kargo yang mencatat penurunan ekspor sebesar 8,1 persen hingga 8,5 persen dalam periode 1-25 Maret dibandingkan dengan bulan Februari.

Topik:

sawit minyak-sawit cpo harga-cpo