Ekspor RI Terpukul! Ini Deretan Produk yang Terdampak Tarif Dagang AS

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 4 April 2025 08:21 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (Foto: Ist)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Indonesia menghadapi tantangan besar dalam sektor ekspor setelah Amerika Serikat resmi memberlakukan kebijakan tarif resiprokal. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa sejumlah produk ekspor unggulan Indonesia akan terdampak langsung oleh kebijakan tersebut.

“Selama ini produk ekspor utama Indonesia di pasar AS antara lain adalah elektronik, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, palm oil, karet, furnitur, udang, dan produk-produk perikanan laut,” tutur Airlangga dalam keterangan resmi, Kamis (3/4/2025).

Kebijakan tarif resiprokal ini diumumkan secara resmi oleh Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025 dan akan mulai berlaku pada 9 April 2025. 

AS menetapkan tarif sebesar 32 persen terhadap produk Indonesia, yang dihitung dari basis tarif 10 persen yang diterapkan AS untuk semua negara, ditambah tarif tambahan sesuai kebijakan yang berlaku saat ini.

"Pengenaan tarif resiprokal AS ini akan memberikan dampak signifikan terhadap daya saing ekspor Indonesia ke AS," ujar Airlangga.

Saat ini, Pemerintah Indonesia sedang menganalisis secara menyeluruh dampak kebijakan tersebut terhadap sektor-sektor terkait, termasuk kemungkinan penurunan volume ekspor dan pengaruhnya terhadap laju pertumbuhan ekonomi nasional.

Untuk mengantisipasi dampak negatif, pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah strategis guna menjaga stabilitas ekonomi, termasuk menjaga yield Surat Berharga Negara (SBN) di tengah gejolak pasar keuangan global akibat kebijakan baru AS ini.

“Pemerintah Indonesia juga akan mengambil langkah-langkah strategis untuk memitigasi dampak negatif terhadap perekonomian nasional Indonesia,” bebernya.

Di samping itu, pemerintah bersama Bank Indonesia terus mengambil langkah strategis untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah dan menjamin ketersediaan likuiditas valuta asing (valas). Upaya ini dilakukan guna mendukung kebutuhan dunia usaha serta menjaga stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Topik:

tarif-dagang-as produk-ekspor airlangga-hartarto