Indonesia Lobi AS Turunkan Tarif di Bawah 19 Persen untuk Komoditas Unggulan

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 24 Juli 2025 18:32 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (Foto: Ist)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Pemerintah Indonesia tengah mengupayakan penurunan tarif impor dari Amerika Serikat (AS) untuk sejumlah komoditas unggulan nasional. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, Indonesia telah mengajukan berbagai produk agar mendapatkan tarif di bawah 19 persen dalam kesepakatan dagang yang tengah dibahas.

Komoditas yang diajukan antara lain kelapa sawit, kopi, kakao, produk agro, serta produk mineral lainnya. 

Selain itu, Indonesia meminta tarif yang lebih kompetitif untuk komponen yang diproduksi di kawasan free trade zone (FTZ), khususnya yang terkait dengan industri kesehatan atau healthcare.

"Beberapa komoditas yang dijadikan tarifnya lebih rendah dari 19 persen itu adalah seperti kelapa sawit, kopi, kakao, produk agro dan produk mineral lainnya termasuk ke yang sedang kita minta untuk di kawasan free trade zone," kata Airlangga dalam Konferensi Pers terkait Joint Statement Indonesia-AS, Kamis (24/7/2025).

Ia menambahkan bahwa di kawasan perdagangan bebas (FTZ), sejumlah pihak memproduksi komponen untuk healthcare dan industri lain yang di negara lain diberikan catatan khusus.

"Kita minta kesetaraan komponen untuk industri tertentu yang bisa diberikan tarif lebih kompetitif agar bisa menyuplai kebutuhan komponen di Amerika Serikat," jelasnya.

Terkait aturan asal barang (rules of origin), Airlangga menyebut AS memiliki kekhawatiran terkait transhipment seperti yang terjadi pada Vietnam. Indonesia, kata Airlangga, memastikan tidak ada praktik transhipment.

"Kita sudah mengatakan kita tidak ada transhipment maka kita perlu menyepakati third party vendor itu sampai di mana berapa luas, nah ini masih dalam pembicaraan," ungkapnya.

Airlangga juga menyebut bahwa pembahasan turut mencakup isu national security yang berkaitan dengan pengelolaan perdagangan strategis. 

Ia menjelaskan bahwa terdapat bahan baku tertentu yang berpotensi disalahgunakan sebagai bahan peledak, sehingga manajemen perdagangan strategis ini penting untuk memastikan keterbukaan antara kedua belah pihak.

Langkah ini bertujuan untuk mengawasi lalu lintas impor dan ekspor atas komoditas yang memiliki fungsi ganda dan bersifat strategis.

"Komunitas yang dianggap strategis juga bisa terhadap ekosistem untuk pesawat udara, ekosistem untuk AI, data center kemudian ekosistem yang bisa mendukung industri angkasa atau penerbangan ruang angkasa, nah kita punya itu di critical mineral," tuturnya.

AS ingin memastikan bahwa komponen-komponen strategis tersebut tidak disalahgunakan atau jatuh ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab, termasuk untuk penggunaan terorisme.

"Strategic trade management ini sekarang sudah kita bahas dengan Kementerian Perdagangan," ujar Airlangga.

Saat ini, pembahasan lebih lanjut mengenai status usulan tarif serta penerapan pengelolaan perdagangan strategis masih terus berlangsung antara pemerintah Indonesia dan pihak AS.

Topik:

tarif-dagang tarif-trump amerika-serikat airlangga-hartarto