Sri Mulyani Beberkan Lima Kesepakatan RI-AS untuk Hadapi Tarif Trump


Jakarta, MI - Pemerintah Indonesia tak tinggal diam menghadapi ancaman tarif dagang dari Amerika Serikat (AS).
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati membeberkan lima poin kesepakatan antara Indonesia dan AS yang disusun sebagai upaya untuk membujuk Presiden Donald Trump agar membatalkan rencana penerapan tarif dagang terhadap Indonesia.
Dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang digelar secara virtual, Sri Mulyani menyampaikan bahwa komunikasi antara kedua negara berlangsung aktif dan konstruktif.
"Pemerintah (Indonesia) telah menjajaki proses, menjalankan komunikasi, dan proses negosiasi dengan Pemerintah AS di dalam merespons kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan AS kepada Indonesia dan negara-negara lain di dunia," tuturnya, Kamis (24/4/2025).
"Dalam pelaksanaan negosiasi ini dilakukan beberapa langkah, yaitu (pertama) penyesuaian tarif bea masuk untuk produk-produk selektif dari Amerika Serikat," tambahnya.
Lebih lanjut, kesepakatan kedua adalah meningkatkan impor dari AS. Ini berlaku untuk produk minyak dan gas bumi (migas), mesin dan peralatan teknologi, serta produk pertanian.
Sri Mulyani menegaskan peningkatan impor dari AS tersebut dilakukan untuk komoditas yang tidak diproduksi di Indonesia.
"Tiga, melakukan langkah reformasi di bidang perpajakan dan kepabeanan," ujar Sri Mulyani
"(Keempat) penyesuaian langkah-langkah non-tariff measures. Dalam hal ini beberapa poin yang menjadi perhatian, yaitu tingkat komponen dalam negeri (TKDN), kuota impor, deregulasi, pertimbangan teknis (pertek) di berbagai kementerian/lembaga," lanjutnya.
Sementara itu, poin kelima dari kesepakatan tersebut adalah Indonesia akan melakukan kebijakan penanggulangan banjir perdagangan barang-barang impor. Ini ditempuh dalam bentuk trade remedies secara responsif dan cepat.
"Berbagai kebijakan dan reform tersebut dilakukan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi, tetap menjaga stabilitas kebijakan makroekonomi, dan tentu keberlanjutan dari APBN," bebernya.
Selain itu, Menteri Keuangan juga menekankan bahwa Indonesia terus berupaya memperluas akses pasar ekspor, terutama bagi produk-produk unggulan nasional, sebagai bagian dari strategi memperkuat posisi perdagangan luar negeri.
Salah satu tujuannya adalah ASEAN Plus Three (APT). Ini berisi negara-negara di Asia Tenggara ditambah tiga negara Asia Timur, yakni China, Jepang, dan Korea Selatan.
Indonesia juga tengah mengincar peluang ekspor ke sejumlah pasar non-tradisional, termasuk negara-negara dalam blok ekonomi Brasil, Rusia, India, China, South Africa (BRICS) dan negara-negara Eropa. Langkah ini ditempuh di tengah kebijakan yang diterapkan AS untuk Indonesia, yakni beban tarif resiprokal 32 persen.
Topik:
perang-dagang amerika-serikat donald-trump sri-mulyani