Harga CPO Naik, Ini Dua Faktor Pendorong Utamanya


Jakarta, MI - Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) ditutup menguat pada Kamis (19/6/2025), seiring memanasnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan menguatnya harga minyak nabati di pasar China yang menjadi salah satu importir utama.
Berdasarkan data penutupan perdagangan, kontrak CPO Juli 2025 justru turun tipis RM7 menjadi RM4.078 per ton. Sementara kontrak Agustus 2025 stagnan di posisi RM4.099 per ton.
Namun penguatan mulai terlihat pada kontrak-kontrak selanjutnya. Kontrak CPO September 2025 naik RM4 menjadi RM4.104 per ton, disusul kontrak Oktober yang menguat RM6 ke level RM4.099 per ton.
Adapun kontrak November 2025 mengalami kenaikan RM10 menjadi RM4.099 per ton, dan kontrak Desember melonjak RM13 ke level RM4.108 per ton.
Dikutip dari Bernama, kenaikan ini dipicu oleh konflik yang terus berlangsung antara Israel dan Iran, yang menyebabkan volatilitas tinggi di pasar minyak dan energi global.
Kepala Riset Komoditas Sunvin Group yang berbasis di Mumbai Anilkumar Bagani mengatakan bahwa tren kenaikan juga ditopang oleh penguatan harga minyak nabati di China selama sesi perdagangan Asia.
“Pasar CPO masih mendapat dukungan dari produksi yang stagnan pada bulan ini,” kata Bagani seperti dikutip dari Bernama.
Kendati demikian, laju penguatan harga CPO tertahan oleh sejumlah faktor, seperti liburnya perdagangan minyak kedelai di Chicago Board of Trade karena peringatan Hari Juneteenth di Amerika Serikat (AS), minimnya minat beli dari pasar tujuan utama, serta penurunan permintaan dari India, salah satu importir utama CPO.
Topik:
sawit minyak-sawit cpo harga-cpo