Saham Telkom Anjlok, Masalah Internal Kian Dalam


Jakarta, MI - Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) kembali mendapat tekanan di pasar saham. Pada perdagangan Senin (23/6/2025) hingga pukul 13.34 WIB, saham TLKM tercatat melemah 1,89% ke level Rp 2.590.
Berdasarkan pantauan Monitorindonesia.com, saham Telkom sempat dibuka di Rp 2.610, yang sekaligus menjadi harga tertingginya hari ini, sebelum merosot ke titik terendah di Rp 2.560.
Pelemahan ini terjadi di tengah sorotan tajam publik dan regulator terhadap berbagai persoalan internal yang menyeret perusahaan pelat merah tersebut.
Laporan terbaru Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI menunjukkan bahwa PT Telkom Indonesia Tbk, beserta anak usahanya dan lembaga terkait di DKI Jakarta, Sulawesi Utara, dan bahkan Amerika Serikat, menjadi objek pemeriksaan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Kepatuhan atas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan untuk Tahun Buku 2020 hingga Semester I 2022.
Temuan BPK tersebut mengungkap berbagai masalah signifikan dalam pengelolaan keuangan dan tata kelola perusahaan. Laporan ini kian mempertegas kekhawatiran investor terkait transparansi dan efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola portofolio bisnisnya.
Utang Telkom Group
Salah satu temuan penting BPK terhadap PT Telkom adalah bahwa pelaksanaan sinergi dalam lingkungan Telkom Group tidak sepenuhnya mengacu pada prinsip kesetaraan, tanggung jawab, dan akuntabilitas yang memadai. Akibatnya, praktik tersebut justru menimbulkan beban utang-piutang antar anak usaha di dalam grup.
Temuan ini tercantum dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Kepatuhan PT Telkom untuk periode Tahun Buku 2020 hingga Semester I 2022.
Dalam pengadaan barang dan jasa, Telkom diketahui menjalin kerja sama sinergis dengan perusahaan afiliasi di bawah naungan Telkom Group. Kerja sama ini dilakukan baik antar unit dalam grup maupun dengan pelanggan korporat (enterprise) milik Telkom sendiri.
Pelangggan enterprise adalah pelanggan PT Telkom Group yang dikelola oleh Direktorat Enterprise and Business Service (EBIS) PT Telkom, yang terdiri dari Divisi Enterprise Service (DES), Divisi Business Service (DBS), dan Divisi Goverment Service (DGS).
Pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan oleh Telkom Group dengan PT Telkom dan oleh sesama anggota Telkom Group dengan enterprise disebut outbound logistic (OBL). PT Telkom dan anggota Telkom Group yang menjual produk anggota Telkom Group lain ke pelanggan disebut sebagai seller.
"Data piutang PT Telkom kepada pelanggan enterprise per 31 Agustus 2022 yaitu sebesar Rp 5.463.778.739.853,00 dengan akumulasi penyisihan piutang usaha sebesar Rp 2.090.870.041.541,30. Penyisihan pada tahun 2022 yaitu sebesar Rp 451.800.235.164,29," tulis hasil pemeriksaan tersebut sebagaiman diperoleh Monitorindonesia.com, Selasa (10/6/2025).
Temuan BPK menjadi pengingat bahwa sinergi grup usaha yang tidak sehat justru dapat menjadi beban, bukan kekuatan.
Profitabilitas Telkom Menurun
Optimisme JP Morgan terhadap saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mulai meredup.
JP Morgan memangkas target harga saham TLKM dari Rp4.200 menjadi Rp3.700, menyusul stagnasi profitabilitas dan tekanan kinerja operasional perseroan.
Dalam laporan riset terbarunya, tim analis JP Morgan yang terdiri dari Henry Wibowo dan Ranjan Sharma menyoroti laba bersih TLKM pada kuartal I/2025 yang hanya mencapai Rp5,7 triliun atau sekitar 21% dari estimasi laba tahunan. Margin laba bersih Telkom juga tergerus hingga tinggal 14%, terendah dalam lima tahun terakhir.
“Hal ini mencerminkan tekanan profitabilitas yang signifikan, terutama dari segmen mobile dan enterprise,” seperti dikutip dari riset tersebut, Rabu (18/6/2025).
Telkomsel, anak usaha yang selama ini menjadi mesin utama laba TLKM, dinilai belum menunjukkan pertumbuhan signifikan. Average Revenue per User (ARPU) stagnan, sementara persaingan di segmen seluler tetap ketat. Di saat bersamaan, segmen enterprise belum menghasilkan margin yang sehat dan berkelanjutan.
JP Morgan memproyeksikan pendapatan TLKM Untuk tahun 2025, mencapai Rp158,3 triliun dan laba bersih Rp27,2 triliun. Namun, margin laba bersih diperkirakan tetap di kisaran 17%, lebih rendah dari era sebelumnya yang mencapai 18 hingga 20%.
Topik:
pt-telkom-indonesia-tbk tlkm saham-telkom