Tekanan Meningkat, Telkom Bakal Pangkas Anak dan Cucu Perusahaan


Jakarta, MI - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) bersiap untuk menutup anak dan cucu perusahaan yang dinilai tidak memberikan kontribusi signifikan dalam lima tahun terakhir.
Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, mengungkapkan bahwa perseroan saat ini tengah melakukan pemantauan dan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh entitas bisnis di bawah naungan Telkom Group.
Fokus utama evaluasi adalah kontribusi nyata terhadap kinerja induk perusahaan, khususnya di tengah tekanan yang sedang dihadapi industri telekomunikasi.
Langkah efisiensi ini sejalan dengan arahan dari Danantara, induk holding BUMN yang mendorong Telkom untuk menjadi perusahaan yang lebih ramping, gesit, dan kompetitif menghadapi dinamika pasar yang semakin agresif.
“[Anak dan cucu perusahaan] yang tidak memberikan value kepada kami, tentu akan mulai di-swept,” ujar Dian dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI, Rabu (2/7/2025).
Selain menutup, lanjut Dian, perusahaan juga membuka opsi untuk menggabung anak dan cucu perusahaan Telkom, dengan anak perusahaan BUMN lain. Dengan hadirnya Danantara, proses tersebut dapat terjadi.
Ia mencontohkan, anak perusahaan properti di satu perusahaan BUMN, sekarang bisa digabung dengan anak perusahaan properti lain. Hal tersebut juga berlaku untuk anak dan cucu usaha Telkom.
“Untuk streamlining (perampingan), sekarang Pak Seno (Direktur Strategic Portfolio Telkom) yang akan melakukan reviewnya. Memang ke depannya agar Telkom ini bisa menjadi lebih ramping dan juga lebih lincah, dan lebih menguntungkan,” tutur Dian.
Sebelumnya, Komisi VI DPR RI sempat menyoroti jumlah anak dan cucu perusahaan Telkom yang dinilai cukup banyak. Mereka mempertanyakan sejauh mana kontribusi entitas-entitas tersebut terhadap bisnis Telkom.
Sebagai informasi, sepanjang 2024, Telkom mencatatkan pendapatan sebesar Rp149,9 triliun atau tumbuh 0,50% dari dengan realisasi tahun sebelumnya yang sebesar Rp149,2 triliun.
Berdasarkan laporan kinerja keuangan tahunan, pertumbuhan pendapatan didorong oleh pos data, internet, dan layanan IT yang menyumbang sebesar Rp90,5 triliun, atau tumbuh sebesar 3,5% dibandingkan dengan realisasi 2023 sebesar Rp87,4 triliun.
Sementara itu, pendapatan Telkom dari layanan IndiHome tercatat turun 8,8% secara tahunan (YoY) menjadi Rp26,2 triliun. Penurunan lebih dalam terjadi pada lini bisnis SMS, fixed line, dan layanan suara seluler yang merosot 15,5% menjadi Rp10,5 triliun.
Di sisi lain, pendapatan dari interkoneksi mengalami kenaikan tipis sebesar 1,3% menjadi Rp9,18 triliun. Sementara itu, pendapatan dari jaringan dan layanan telkom lainnya tercatat sebesar Rp13,4 triliun, tumbuh signifikan 17,4% dibandingkan tahun sebelumnya.
Topik:
telkom tlkm telekomunikasi efisiensi-bisnis-telkom