BTN Bidik Dana Murah di Semester II-2025 Lewat Digitalisasi dan Ekspansi Ekosistem Nasabah

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 6 Agustus 2025 19:59 WIB
Direktur Network & Retail Funding Rully Setiawan (Foto: Dok BTN)
Direktur Network & Retail Funding Rully Setiawan (Foto: Dok BTN)

Jakarta, MI - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) memperkuat strategi penghimpunan dana murah pada paruh kedua tahun 2025 dengan mengonsolidasikan pengelolaan produk dana pihak ketiga (DPK), memperluas akuisisi berbasis ekosistem bisnis, serta mengakselerasi keterhubungan produk digital seperti Bale by BTN dan Bale Korpora by BTN untuk mendukung loyalitas nasabah berbasis transaksi.

Hingga akhir Mei 2025, total DPK dari segmen ritel BTN telah menembus Rp65,65 triliun atau sekitar 93,5% dari target semester berjalan. Meski saat ini mayoritas DPK masih ditopang oleh tabungan institusi, BTN melihat peluang besar dari dana ritel individu, khususnya yang berasal dari tabungan transaksional.

“Target dana ritel atau nasabah perorangan itu sekitar Rp3 triliun per bulan, belum termasuk dari UMKM. Tren itu sudah terlihat sejak Juli dan diharapkan pertumbuhannya konsisten. Secara keseluruhan, kami menargetkan pertumbuhan DPK sekitar 2% di atas pertumbuhan kredit,” ujar Direktur Network & Retail Funding Rully Setiawan di Jakarta, Rabu (6/8/2025).

Rully menekankan bahwa upaya peningkatan dana murah dilakukan secara terencana dan berorientasi pada implementasi di lapangan, dengan menyatukan pengelolaan tabungan, giro, dan deposito dalam satu divisi khusus yang menangani pendanaan ritel. 

Strategi ini ditujukan untuk memperkuat fokus pada penghimpunan dana murah yang berkelanjutan melalui produk-produk transaksional yang efisien dari sisi biaya dana (cost of fund).

Untuk menopang pertumbuhan dana ritel, BTN mengarahkan fokus pada tiga area strategis. Pertama, menggarap potensi nasabah UMKM dan nasabah payroll berdasarkan pemetaan nasional yang ditindaklanjuti oleh unit kerja di lapangan. 

Kedua, memaksimalkan potensi bisnis lokal di sekitar kantor cabang, khususnya dari sektor properti, pendidikan, dan kesehatan. Ketiga, memperkuat hubungan dengan nasabah eksisting khususnya yang terkait dengan core business BTN di Housing Ecosystem melalui peningkatan kepemilikan produk, termasuk integrasi layanan digital lewat Bale by BTN.

“Lewat pemanfaatan Bale, kami ingin memastikan setiap relasi nasabah tidak berhenti di pembukaan rekening saja, tapi berlanjut ke transaksi aktif dan hubungan jangka panjang yang produktif,” jelas Rully.

Sebagai upaya menciptakan basis pendanaan ritel yang berkelanjutan, Bale by BTN telah terhubung dengan rekening nasabah payroll sehingga memudahkan mereka dalam melakukan transaksi. Saat ini sebanyak 400.000 rekening payroll telah dikelola oleh BTN.

“Kalau sudah masuk ke BTN Payroll, layanan sudah lengkap, bisa mengajukan kredit ringan dan lain-lain. Kalau mau beli rumah, BTN siap melayani. Kami harap ke depannya Bale by BTN ini bisa menjadi marketplace untuk properti dan langsung terkoneksi payroll nasabah untuk memudahkan mereka bayar cicilan KPR,” kata Rully.

Masih terkait upaya mendongkrak pendanaan, BTN juga akan meluncurkan bisnis Private Banking atau segmen teratas dengan minimal rekening mulai dari Rp15 miliar karena potensinya yang masih sangat besar.

Melalui strategi yang lebih terarah, pendekatan berdasarkan potensi masing-masing wilayah, serta penguatan lini digital dan produktivitas frontliner, BTN optimistis dapat mendorong pertumbuhan dana murah yang lebih sehat dan berkelanjutan.

“Langkah ini bukan hanya soal pencapaian angka, tapi membangun struktur pendanaan yang kokoh dan efisien untuk menghadapi tantangan likuiditas dan dinamika industri perbankan hingga akhir tahun,” pungkas Rully.

Topik:

pt-bank-tabungan-negara-persero-tbk btn dana-murah bale-by-btn bale-korpora-by-btn