Harga CPO Berbalik Naik, Tapi Permintaan Global Masih Lemah


Jakarta, MI - Harga minyak sawit mentah (CPO) kembali menunjukkan penguatan pada perdagangan Kamis (11/9/2025), setelah sempat tertekan selama dua hari berturut-turut. Lonjakan harga ini didorong oleh kekhawatiran pasar terkait pasokan global, serta terdongkrak oleh penguatan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT).
Berdasarkan data Bursa Malaysia Derivatives, kontrak berjangka CPO untuk pengiriman November naik 1,18 persen ke level MYR4.465 per ton pada pukul 14.55 WIB. Padahal, sebelumnya harga sempat melemah akibat tekanan sentimen permintaan yang lesu.
“Kenaikan produksi kuartal ketiga yang sangat dinantikan ternyata tidak terjadi,” kata direktur di perusahaan sekuritas Pelindung Bestari yang berbasis di Selangor, Paramalingam Supramaniam, dikutip Reuters.
Stok minyak sawit Malaysia tercatat melonjak ke level tertinggi dalam 20 bulan pada akhir Agustus. Kenaikan ini dipicu peningkatan produksi, sementara ekspor hanya mengalami penurunan tipis, menurut data Malaysian Palm Oil Board (MPOB).
Meski begitu, produksi minyak sawit pada Juli dan Agustus tercatat 1,87 persen lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu.
Ekspor produk minyak sawit Malaysia pada periode 1–10 September turun antara 1,2 persen hingga 8,4 persen dibanding periode yang sama bulan sebelumnya, menurut survei kargo Intertek Testing Services dan perusahaan inspeksi AmSpec Agri Malaysia, Rabu lalu.
“Pasar masih mencari permintaan, itu menjadi hambatan terbesar,” ujar Supramaniam.
Sementara itu, kontrak minyak kedelai paling aktif di bursa Dalian turun 0,19 persen, disusul kontrak minyak sawit yang melemah 0,49 persen. Sebaliknya, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) justru menguat 0,38 persen.
Pergerakan harga minyak sawit cenderung mengikuti tren minyak nabati lainnya, mengingat komoditas ini bersaing ketat dalam memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global.
Topik:
sawit harga-cpo