Korban Gempa Myanmar Bertambah: 2.800 Orang Tewas, 4.600 Luka-luka

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 3 April 2025 09:52 WIB
Korban gempa dibawa ke rumah sakit di Naypyidaw (Foto: AFP)
Korban gempa dibawa ke rumah sakit di Naypyidaw (Foto: AFP)

Jakarta, MI - Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa Myanmar Magnitudo 7,7 pada Jumat (28/3/2025) lalu bertambah menjadi lebih dari 2.800 orang. Sedangkan, 4.600 lebih lainnya mengalami luka-luka. Hal ini disampaikan pemerintah militer Myanmar pada Rabu (3/4/2025). Jumlah korban akibat gempa dikhawatirkan terus bertambah. 

Pasalnya, ratusan orang masih terjebak di bawah reruntuhan di Mandalay di tengah keterbatasan alat berat. 

Data korban terbaru itu dirilis setelah tiga kelompok bersenjata etnis minoritas yang tergabung dalam sebuah aliansi mengumumkan gencatan senjata sepihak selama satu bulan dalam pertempuran mereka melawan militer sehari sebelumnya demi mendukung upaya bantuan gempa.

Mereka adalah Tentara Arakan, Tentara Aliansi Demokrasi Nasional Myanmar dan Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang. 

Mereka menyatakan tidak akan melancarkan operasi ofensif dan hanya akan bertindak untuk membela diri untuk memastikan kelancaran operasi kemanusiaan. 

Gencatan senjata sepihak diumumkan pada Sabtu (29/3/2025) oleh pemerintahan paralel yang dibentuk oleh anggota pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi yang digulingkan dalam kudeta Februari 2021. 

Sementara itu, pihak militer disebut-sebut belum mengatakan akan menghentikan serangannya.  Adapun lebih dari 1.500 anggota tim penyelamat asing sedang melakukan operasi evakuasi setelah gempa kuat di Myanmar. 

Ini termasuk tim medis asal Jepang tiba di Yangon untuk mengirim pasokan bantuan darurat termasuk perlengkapan sanitasi, air dan alat pemurni air.

Topik:

Gempa Myanmar Myanmar