Konflik Thailand-Kamboja Tewaskan 14 Orang, Lebih dari 100 Ribu Mengungsi


Jakarta, MI - Ketegangan bersenjata antara Thailand dan Kamboja terus memburuk hingga hari kedua, Jumat (25/7/2025), tanpa tanda-tanda mereda.
Kedua negara anggota ASEAN itu terus saling melancarkan serangan di sepanjang garis perbatasan, memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih luas.
Militer Thailand dikerahkan secara penuh, mengandalkan jet tempur F-16 dan serangan artileri untuk menggempur posisi lawan. Sementara itu, Kamboja membalas dengan rentetan roket serta artileri lainnya dari berbagai titik strategis.
Di lapangan, pertempuran darat berlangsung sengit. Tank dan kendaraan tempur kedua belah pihak dikerahkan untuk menguasai wilayah.
Kementerian Dalam Negeri Thailand menyatakan lebih dari 100.000 warga dari empat provinsi dievakuasi ke hampir 300 penampungan sementara.
Kementerian Kesehatan Thailand, pada kesempatan terpisah, melaporkan jumlah korban tewas bertambah menjadi 14 orang, yakni 13 warga sipil dan satu tentara.
Korban terbanyak jatuh pada hari pertama pertempuran yakni Kamis (24/7/2025). Militer Kamboja mengaerahkan roket Grad ke lima rumah sakit, minimarket, dan SPBU di Thailand.
Di sisi lain, pihak Kamboja belum membuka informasi terkait jumlah korban di negaranya.
Media Kamboja, Khmer Times, melaporkan bahwa hingga Jumat pukul 06.00 waktu setempat, pasukan mereka masih terlibat dalam pertempuran. Informasi tersebut turut dikonfirmasi oleh pihak militer Thailand.
"Pasukan Kamboja melakukan pengeboman berkelanjutan menggunakan senjata berat, artileri lapangan, serta sistem roket BM-21," bunyi pernyataan militer Thailand.
Sementara itu, militer Thailand membalas serangan dengan tembakan pendukung. Pertempuran terkonsentrasi di enam titik, termasuk di sekitar dua kuil kuno.
Topik:
perang-thailand-kamboja korban-tewas