SBY dan 35 Musisi Lintas Generasi Luncurkan Lagu “Save Our World” untuk Selamatkan Bumi

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 1 Juli 2025 20:42 WIB
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bersama 35 musisi lintas generas (Foto: Rizal)
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bersama 35 musisi lintas generas (Foto: Rizal)

Jakarta, MI - The Yudhoyono Institute (TYI) meluncurkan video musik bertajuk “Save Our World”, karya kolaboratif Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bersama 35 musisi lintas generasi, pada Selasa malam, (1/7/2025 ) di Ballroom Djakarta Theater XXI, Jakarta Pusat.

Karya ini bukan sekadar lagu, tapi seruan moral untuk menyelamatkan lingkungan. Di tengah acara peluncuran yang dipandu oleh Gita Wirjawan, SBY menekankan pentingnya pendekatan seni dalam membangun kesadaran terhadap krisis iklim.

“Saya memang aktif di dunia seni—baik musik, lukisan, maupun puisi. Melalui seni, komunikasi bisa melampaui sekat-sekat psikologis yang sering kali muncul jika kita bicara dari posisi politik,” ujar SBY dalam pemaparannya jelang acara.

Menurutnya, pesan-pesan penting seperti pelestarian lingkungan akan lebih mengena jika disampaikan lewat medium yang menyentuh hati, seperti lagu.

“Kalau kita menyampaikan ajakan melalui puisi, lagu, atau lukisan, itu jauh lebih efektif. Narasi sangat penting, dan saya kira para pemimpin dunia tak boleh berhenti menyuarakan ini—termasuk para duta besar, bukan hanya Sekjen PBB,” tambahnya.

SBY juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap ketidakseriusan sebagian pemimpin dunia dalam menghadapi perubahan iklim.

“Saya cemas kalau kita terlambat menyadari, terlambat bertindak. Kalau ada pemimpin yang anggap isu perubahan iklim itu hoaks atau tak penting, saya kira itu tidak bertanggung jawab,” tegasnya.

Ia mengingatkan, jika suhu bumi terus naik dan melewati ambang 1,5 derajat Celcius, masa depan generasi mendatang akan terancam.

“Kalau semua jalan seperti biasa, walau ada sedikit perbaikan, itu tetap tidak cukup. Harus ada big push—dorongan besar yang dilakukan bersama,” ujarnya.

SBY menilai bahwa tanggung jawab menyelamatkan bumi tidak bisa diserahkan hanya kepada pakar atau kementerian lingkungan hidup semata. Semua pihak harus bergerak—dari pengambil kebijakan, masyarakat sipil, hingga individu.

“Semua elemen negara harus bekerja. Tidak boleh hanya bergantung pada ahli lingkungan. Mulai dari diri sendiri. Kita semua punya tanggung jawab moral,” ucapnya.

Terkait lagu Save Our World, SBY menjelaskan bahwa ini merupakan versi ketiga dari lagu yang pertama kali ia ciptakan di Oslo pada 2010, dengan judul “Untuk Bumi Kita”.

Lagu itu sempat diaransemen ulang dan dinyanyikan dalam versi Inggris oleh musisi Amerika, lalu difasilitasi oleh Peter Gontha. Kini, versi terbarunya hadir dengan aransemen baru oleh Tokpati dan dinyanyikan oleh 35 penyanyi Indonesia dari berbagai generasi.

“Sebetulnya banyak musisi yang ingin bergabung, tapi waktunya tidak pas. Tapi 35 musisi yang terlibat sudah cukup mewakili suara seniman Indonesia yang peduli pada perubahan iklim dan ingin bersuara ke dunia,” kata SBY.

SBY menutup komentarnya dengan harapan agar karya ini menjadi pemicu aksi nyata.

“Kami ingin tidak hanya berkata, tapi juga berbuat. Dunia sedang menghadapi ujian, dan hanya dengan kebersamaan kita bisa melewatinya. Save Our World bukan sekadar lagu, tapi ajakan untuk bertindak," kata SBY.

l

 

 

Topik:

SBY TYI Save our Word Video Musik