Tak Bisa Jenguk 5 WNI Korban Penembakan, Menteri P2MI Sebut Pemerintah Malaysia Tutup Akses

Mohammad Mufti
Mohammad Mufti
Diperbarui 27 Januari 2025 16:11 WIB
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding (foto: dok P2MI)
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding (foto: dok P2MI)

Jakarta, MI - Pemerintah Indonesia hingga sekarang belim bisa menjenguk lima korban penembakan Warga Negara Indonesia (WNI) oleh polisi maritim Malaysia, pada Jumat lalu.

Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengungkapkan, pihak pemerintah Malaysia masih menutup akses bagi pemerintah Indonesia menjenguk para korban. 

"Sekarang memang oleh pemerintah Malaysia atau pihak kepolisian dan imigrasi Malaysia belum membolehkan untuk dibuka akses pada jenazah dan para korban-korban lainnya yang dirawat di beberapa rumah sakit," kata Karding kepada wartawan, Senin (27/1/2025).

Meski begitu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian P2MI dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) berjanji akan terus menyiapkan advokasi pendampingan bagi para korban.

"Kedutaan Besar (KBRI Kuala Lumpur), sekaligus kami di Kementerian P2MI akan memastikan ada pendampingan," tutur Karding. 

Terpisah, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad meminta Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI) dan Kementerian P2MI untuk menempuh langkah diplomatik terkait 5 Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ditembak oleh polisi maritim Malaysia. 

Hal tersebut untuk mengungkapkan insiden penembakan tersebut secara tuntas dan transparan.

"Pada tahap saat ini, kami meminta Kementerian Luar Negeri RI melalui KBRI di Kuala Lumpur untuk mengirim nota diplomatik kepada pemerintah Malaysia," kata Dasco kepada wartawan, Senin (27/1/2025).

Selain itu, Ketua Harin Partai Gerindra iu mendorong Kementerian P2MI untuk melakukan tiga langkah. Pertama membentuk tim investigasi untuk mengungkap insiden berdarah tersebut secara transparan.

Kedua melakukan pendampingan hukum terhadap korban penembakan, ketiga engatur pemulangan jenazah korban penembakan untuk dimakamkan di kampung halamannya.

"DPR-RI melalui komisi terkait akan membentuk tim memantau penanganan insiden berdarah, sehingga penanganan kasus ini dapat diungkap secara tuntas dan transparan," tandas Dasco.

Sebelumnya, insiden penembakan terhadap lima PMI non-prosedural oleh APMM terjadi pada Jumat (24/1/2025) pukul 03.00 dini hari waktu Malaysia.

Insiden penembakan tersebut, mengakibatkan seorang pekerja migran meninggal dunia, satu lainnya dalam kondisi kritis, dan tiga orang dirawat di beberapa rumah sakit di Selangor, Malaysia.

Topik:

Korban penembakan 5 WNI ditembak 5 PMI Ditembak Menteri P2MI Abdul Kadir Karding Pemerintah Malaysia Polisi Maritim Malaysia