KPAI Sorot Program Barak Militer untuk Siswa, Desak Dihentikan Sementara

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 26 Mei 2025 18:07 WIB
KPAI mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengirim siswa bermasalah ke barak militer (Foto: Repro)
KPAI mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengirim siswa bermasalah ke barak militer (Foto: Repro)

Jakarta, MI - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) angkat bicara terkait program Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang mengirim siswa bermasalah ke barak militer. 

Wakil Ketua KPAI Jasra Putra mendesak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk menghentikan sementara program tersebut guna dilakukan evaluasi menyeluruh.

Jasra menegaskan, desakan itu merupakan hasil dari pengawasan langsung yang dilakukan KPAI di lapangan. Ia menyoroti bahwa program ini harus dikaji kembali, khususnya dari aspek regulasi dan perlindungan hak anak.

"Hasil pengawasan kita itu pertama agar program ini untuk sementara dihentikan sampai dilakukan evaluasi terutama terkait regulasi," ujar Jasra di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (26/5/2025).

"Karena dalam surat edaran Pak Gubernur itu kan berpotensi melanggar hak anak. Terutama labeling dan non-diskriminasi," tambahnya.

Dia menyampaikan, hasil pengawasan KPAI juga merekomendasikan agar sarana dan prasana untuk pendidikan anak di barak militer diperbaiki.

Selain itu, kata dia, pelatih siswa di barak militer juga harus dievaluasi oleh Dedi Mulyadi dan jajaran agar tak melatih dengan perspektif militeristik.

Sebab, lanjut Jasra, upaya mendidik anak tak bisa dilakukan dengan pendekatan militeristik melainkan harus dilakukan dengan upaya yang komunikatif.

"Karena bagaimanapun juga melatih anak itu berbeda dengan melatih militer. Jadi perspektif pelindung anak itu harus ada. Dan bahkan kita dorong harus ada safe child guarding ya," jelasnya.

"Bagaimana etika berhadapan dengan anak, bagaimana berkomunikasi dengan anak, bagaimana memahami anak adalah anak".

Di sisi lain, Jasra mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk tetap melakukan pemantauan terhadap anak-anak yang telah menyelesaikan pendidikan di barak militer.

Ia pun berharap pembentukan disiplin pada anak-anak tersebut tidak hanya bersifat sementara atau berlangsung sesaat setelah mereka kembali dari pelatihan, melainkan dapat terus terjaga dalam jangka panjang.

"Yang baru kami pantau kan baru dari video-video yang ada, anaknya sudah patuh, anaknya tidak bolos sekolah, dan sebagainya. Nah harapannya seperti itu," imbuhnya.

"Tapi apakah itu tetap bertahan? Nah ini yang tentu yang menjadikan tangan kita ke depan," pungkasnya.

Topik:

kpai barak-militer dedi-mulyadi