Dua Kali Ancaman Bom di Pesawat Haji, Polri Gandeng FBI Ungkap Pelaku


Jakarta, MI - Polri mengambil langkah serius dalam menangani kasus dua kali ancaman bom yang menyasar maskapai Saudia Airlines, pengangkut jemaah haji asal Indonesia. Untuk menelusuri pelaku teror ini, Polri bekerja sama dengan Biro Investigasi Federal atau The Federal Bureau of Investigation (FBI).
Dalam kurun waktu sepekan, Saudia Airlines mendapat dua kali ancaman bom. Terbaru, teror datang lewat sambungan telepon ke Air Traffic Control (ATC) di Jakarta Area Control Center (ACC). Informasi ini disampaikan oleh pihak Kuala Lumpur ACC.
Ancaman tersebut menyasar penerbangan Saudia Airlines SV 5688 dengan rute Jeddah–Muscat (Oman)–Surabaya, yang membawa 376 penumpang, terdiri dari 196 laki-laki, 180 perempuan, dan 10 kru pesawat yang seluruhnya merupakan bagian dari gelombang pemulangan jemaah haji Indonesia.
Menyikapi ancaman tersebut, pilot pesawat SV 5688 memutuskan untuk melakukan pengalihan rute penerbangan (divert) dan mendarat darurat di Bandar Udara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara. Langkah ini diambil setelah melakukan koordinasi dengan otoritas penerbangan untuk memastikan keselamatan penumpang dan awak pesawat.
Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah II Medan, Asri Santosa menjelaskan, prosedur penanganan darurat segera dilakukan usai pesawat mendarat pukul 09.27 WIB.
"Maka dilakukan emergency treatment berupa pemeriksaan terhadap seluruh penumpang dan kru pesawat, kemudian dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan kabin pesawat dan cargo compartment (barang penumpang di bagasi)," kata Asri, Sabtu (21/6/2025).
Pemeriksaan juga dilakukan terhadap kru dan penumpang pesawat hingga pukul 12.55 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan gabungan yang dilakukan Tim Gegana Polri, Tim Penjinak Bom dari Polda, TNI AD, TNI AU, Aviation Security, dan Petugas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) bandara.
Sebelumnya, ancaman bom juga diterima oleh maskapai Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV-5276. Teror itu dikirimkan oleh pihak tak dikenal melalui surat elektronik pada Selasa (17/6/2025) sekitar pukul 07.30 WIB.
Dalam email tersebut, pelaku mengancam akan meledakkan pesawat bernomor registrasi HZ-AK32 yang mengangkut 442 jemaah haji Kloter 12 Debarkasi Jakarta-Bekasi dari Jeddah menuju Jakarta.
Menanggapi hal itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Budi Gunawan, menegaskan bahwa pemerintah akan terus mengusut kasus teror terhadap penerbangan Saudia Airlines.
"Pemerintah memastikan bahwa setiap potensi ancaman terhadap keselamatan publik ditangani secara serius, profesional, dan terkoordinasi lintas lembaga," tutur Menko Polkam di Jakarta, Sabtu (21/6/2025).
Ia juga menekankan bahwa penyelidikan harus dilakukan secara menyeluruh guna menjamin rasa aman dan nyaman bagi masyarakat. Hingga saat ini, pemerintah telah menjalin koordinasi dengan TNI, Polri, dan BNPT untuk menelusuri pelaku di balik penyebaran ancaman tersebut.
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan, Indonesia tengah berkoordinasi dengan FBI Amerika Serikat untuk menyelidiki pemilik email yang mengandung ancaman bom.
"Saat ini kita sedang berkoordinasi dengan FBI untuk meneliti email yang ada," kata Kapolri saat ditemui di Lapangan Bhayangkara Polri, Jakarta, Sabtu (21/6/2025).
Kapolri juga mengungkapkan bahwa tim penyidik telah menemukan beberapa kejanggalan terkait email tersebut. Meski email tersebut terdeteksi berasal dari Arab Saudi, pihak kepolisian masih mendalami lebih lanjut identitas dan keberadaan sebenarnya dari pengirim.
"Alamat emailnya tidak sesuai dengan si pemilik email," jelasnya.
Dalam proses pengamanan setelah pesawat mendarat darurat, tim penjinak bom (jibom) Gegana Polri diterjunkan untuk melakukan penyisiran dan memastikan keamanan seluruh bagian pesawat. Tak hanya badan pesawat, seluruh penumpang juga turut diperiksa secara menyeluruh.
"Sampai dengan selesainya screening, tidak ditemukan benda-benda yang dicurigai yang mengarah ke terjadinya ataupun adanya benda-benda yang menyerupai bom," imbuh Kapolri.
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Lukman F Laisa menyebut bahwa, pihaknya terus melakukan koordinasi erat dengan semua pihak untuk memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan.
"Kemenhub terus berkoordinasi dengan semua pihak yang terlibat baik operator penerbangan, Komite Keamanan Bandar Udara Kualanamu, Pemerintah Daerah setempat dan pihak terkait lainnya hingga kondisi menjadi aman terkendali," ungkap Lukman.
Pangdam I/Bukit Barisan melalui Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Kolonel Inf Asrul Harahap menyampaikan bahwa Kodam I/Bukit Barisan telah mengerahkan pasukan pengamanan serta Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) untuk mengamankan area pendaratan pesawat.
Langkah pengamanan ini turut didukung oleh personel Kopasgat TNI AU dan Gegana Brimob Polda Sumatera Utara, yang secara terpadu melaksanakan tugas guna menjamin keamanan dan keselamatan seluruh penumpang serta awak pesawat.
Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni meminta agar pelaku dicari dan ditangkap. Menurutnya, polisi harus bekerja sama dengan pihak luar negeri dalam upaya mencari pelaku. Selain itu, pengawasan pada setiap penerbangan harus diperketat lagi.
"Polri bekerja sama dengan pihak-pihak luar negeri untuk cari pelaku. Wajib diperketat, karena sangat berbahaya kalau nggak ditindak," tuturnya, Sabtu (21/6/2025).
Topik:
ancaman-bom pesawat-haji polri fbiBerita Sebelumnya
PWJ: Ancaman Kepada Awak Media Makin Nyata
Berita Selanjutnya
Raja Ampat Tak Aman dari Gangguan Lingkungan, Menteri LH Serukan Aksi Nyata
Berita Terkait

Sindikat Pembobol Rekening Dormant Rp240 M Ngaku jadi Satgas Perampasan Aset
25 September 2025 14:41 WIB

Diungkap Nikita Mirzani, Hakim Didesak Minta Polisi dan KPK Usut Dugaan Suap di BPOM
25 September 2025 12:52 WIB

Majelis Dewan Adat Masyarakat Rampi Beraudensi dengan Dittipiter Bareskrim Polri
25 September 2025 10:47 WIB