Transformasi Digital dan Kesetaraan Gender, Fokus Utama WiLAT Indonesia 2025–2027

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 5 Juli 2025 21:57 WIB
Pengurus baru    Women in Logistics and Transport (WiLAT) Indonesia periode 2025–2027. (Foto. Ist)
Pengurus baru Women in Logistics and Transport (WiLAT) Indonesia periode 2025–2027. (Foto. Ist)

Jakarta, MI – Women in Logistics and Transport (WiLAT) Indonesia resmi melantik pengurus baru untuk periode 2025–2027 dalam sebuah acara meriah yang dirangkaikan dengan sesi Coffee Talk bertema “Perempuan Menjaga Tujuan: Ketangguhan, Inovasi, dan Pertumbuhan”. 

Kegiatan ini dihadiri oleh Staf Ahli Menteri Perhubungan, Capt. Yufridon Gandoz Situmeang, para ketua asosiasi industri, serta perwakilan perusahaan dari sektor rantai pasok, logistik, dan transportasi.

Dukungan penuh terhadap eksistensi WiLAT terlihat dari hadirnya tokoh-tokoh penting, termasuk Presiden CILT Indonesia, GVC WiLAT Southeast Asia, serta delegasi dari WiLAT Global (Malaysia) dan WiLAT Brunei Darussalam. Ucapan selamat juga mengalir dari berbagai kementerian, organisasi nasional, hingga Presiden CILT Global dan WiLAT Global Chairperson.

WiLAT merupakan forum perempuan profesional di bawah naungan The Chartered Institute of Logistics and Transport (CILT), sebuah organisasi global yang berdiri sejak 1919 dan kini memiliki lebih dari 30.000 anggota di lebih dari 40 negara. Sementara WiLAT sendiri diinisiasi secara global pada 2010 dan diresmikan pada 2013 di Sri Lanka, kini telah memiliki lebih dari 3.870 anggota di 40 negara.

Di Indonesia, WiLAT hadir sejak 8 Maret 2021 dengan Juliana Sofhia Damu, FCILT sebagai Ketua Pertama. Kepemimpinan kini diteruskan oleh Nurmaria Sarosa, CMILT yang kembali dipercaya menjabat sebagai Ketua WiLAT Indonesia untuk periode keduanya.

“Populasi perempuan harus diberdayakan secara optimal agar Indonesia tidak kehilangan hampir setengah potensinya untuk berkembang secara maksimal,” tegas Nurmaria., Sabtu (5/7/2025).

WiLAT Indonesia berfokus pada penguatan peran perempuan melalui lima pilar utama: leadership, entrepreneurship, mentorship, empowerment, dan CSR. Salah satu program unggulan adalah Star of WiLAT, sebuah inisiatif untuk mengapresiasi perempuan inspiratif yang menjadi agen perubahan di industrinya.

WiLAT juga menyediakan ruang pelatihan, mentoring, dan pengembangan jaringan profesional bagi perempuan yang ingin berkarier atau membangun usaha di sektor logistik dan transportasi. Organisasi ini aktif memperjuangkan akses pendidikan vokasi yang lebih inklusif guna memperkuat pipeline talenta perempuan di sektor yang selama ini didominasi oleh laki-laki.

Transformasi digital seperti IoT, AI, dan big data turut mendorong peran strategis perempuan dalam bidang analis data logistik, perencanaan transportasi pintar, hingga logistik berkelanjutan (sustainability logistics).

Dalam sesi diskusi bersama delegasi WiLAT dari Asia Tenggara, termasuk Malaysia dan Brunei Darussalam, para profesional perempuan membahas pentingnya ketangguhan, inovasi, dan pertumbuhan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan industri modern.

“WiLAT menjadi tempat perempuan belajar, membangun jaringan, dan tampil percaya diri di industri ini. Kami yakin, masa depan sektor logistik dan transportasi akan lebih cerah dengan keterlibatan perempuan yang lebih luas,” pungkas Nurmaria.

Dengan visi inklusif dan program berkelanjutan, WiLAT Indonesia bertekad menjadi motor perubahan dalam mendorong kesetaraan gender serta memperkuat daya saing sektor logistik dan transportasi nasional.

Topik:

WiLAT Perempuan Menjaga Tujuan Populasi perempuan Tempat Perempuan Belajar