Peringatan HUT RI ke-80, Herman Khaeron: Wujudkan Indonesia Emas Lewat Etika dan Gotong Royong

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 5 Agustus 2025 15:20 WIB
Anggota Komisi VI DPR  Herman Khaeron. (Foto. Rizal)
Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron. (Foto. Rizal)

Jakarta, MI – Anggota Komisi VI DPR RI sekaligus anggota Fraksi Partai Demokrat, Herman Khaeron, menyampaikan pandangannya tentang pentingnya memperkuat nilai-nilai kebangsaan dalam menyongsong usia kemerdekaan Indonesia yang ke-80 dan menyongsong Indonesia Emas 2045. 

Ia menegaskan bahwa cita-cita Indonesia Emas harus dipahami bukan sekadar sebagai slogan, melainkan sebagai realitas dan tujuan bersama bangsa Indonesia.

“Temanya sangat menarik karena kita sedang menuju peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia. Usia yang cukup matang untuk menuju 100 tahun Indonesia merdeka—menuju Indonesia Emas. Tapi Indonesia Emas bukan sekadar tagline, bukan hanya penyemangat, melainkan harus menjadi kenyataan, menjadi tujuan seluruh rakyat Indonesia,” kata Herman dalam acara yang digelar Koordinator Wartawan Parlemen di Kompleks DPR RI, Senayan, Senin (4/8/2025).

Menurutnya, banyak negara yang telah merdeka lebih lama dari Indonesia, namun belum semuanya berhasil keluar dari status negara berkembang. Indonesia harus belajar dari negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan China yang berhasil membangun keunggulan melalui penguatan sumber daya manusia dan nilai-nilai kebangsaan.

“Ada negara yang tidak punya sumber daya alam besar, tapi maju karena punya SDM hebat. Lihat Jepang, negaranya kecil, tapi SDM-nya unggul. Korea Selatan juga begitu. Ini yang harus kita contoh. Kita harus bangun pondasi kuat dari sisi moral, etika, dan patriotisme,” ujar Herman.

Ia juga mengingatkan pentingnya memahami sejarah perjuangan bangsa, mulai dari perang-perang lokal, berdirinya Budi Utomo pada 1908, Sumpah Pemuda 1928, hingga Proklamasi 17 Agustus 1945. Menurutnya, semua itu adalah tonggak-tonggak yang meneguhkan semangat kebangsaan dan persatuan di tengah keterbatasan sarana komunikasi saat itu.

“Dulu belum ada HP, belum ada internet, tapi semangat kebangsaan bisa menyatukan pemuda dari berbagai suku dan daerah. Sekarang komunikasi mudah, mestinya kita bisa lebih solid lagi. Ini yang harus ditanamkan sejak dini,” tegasnya.

Ia mengapresiasi langkah Koordinator Wartawan Parlemen yang mengangkat tema kebangsaan di tengah peringatan HUT RI ke-80. Herman menyebut tema ini di luar kebiasaan karena biasanya media parlemen lebih fokus ke isu-isu politik.

“Luar biasa, biasanya wartawan di DPR kan bicara politik terus, sekarang kembali ke jalan yang benar—mengangkat semangat kemerdekaan. Ini ide brilian. Semangat nasionalisme tidak akan tumbuh begitu saja, harus ditanamkan dari kecil,” ungkapnya.

Herman menyebut bahwa negara harus hadir dalam membentuk karakter bangsa, salah satunya lewat program 4 Pilar MPR RI yang mencakup Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Ia juga menyoroti pentingnya pendidikan moral seperti PMP, sejarah bangsa, serta peringatan hari besar nasional sebagai sarana membentuk jati diri bangsa.

“Empat pilar kebangsaan harus terus diperkuat. Jangan sampai ada yang lupa isi Pancasila atau tak paham makna UUD 1945. Negara ini berdiri di atas pondasi yang kuat, dan itu yang harus kita wariskan,” ujarnya.

 

Topik:

Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron Indonesia Emas