Demo Desak Bupati Pati Mundur, DPR Dorong Pemerintah Ambil Langkah Cepat

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 14 Agustus 2025 07:30 WIB
Demo Pati, Rabu (13/8/2025) (Foto: Tangkapan Layar)
Demo Pati, Rabu (13/8/2025) (Foto: Tangkapan Layar)

Jakarta, MI - Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PKB, Mohamad Toha, mendesak pemerintah pusat dan pemerintah provinsi segera mengambil langkah untuk meredakan ketegangan di Pati, Jawa Tengah, menyusul aksi besar-besaran masyarakat yang menuntut Bupati Sudewo mundur.

Toha menekankan pentingnya peran pemerintah dalam memastikan penyelesaian masalah berjalan cepat, adil, dan tidak menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat.

"Ketegangan antara Bupati Pati dan masyarakat tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Saya mendorong agar semua pihak duduk bersama, membuka ruang dialog," ujarnya dalam keterangannya, Rabu (13/8/2025).

Meski memahami kemarahan masyarakat, Toha mengingatkan agar penyampaian aspirasi dilakukan tertib dan tetap menjaga keamanan, agar konflik tidak meluas.

"Saya memahami keresahan masyarakat Pati, namun saya mengajak seluruh pihak untuk tidak melakukan aksi yang berpotensi merugikan diri sendiri maupun orang lain. Aspirasi akan lebih kuat jika disampaikan dengan damai dan tertib," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPR dari Fraksi Gerindra, Bahtra Banong mengaku memahami masalah kemampuan fiskal daerah yang masih lemah. Dari total 38 provinsi, sebanyak 15 provinsi dianggap masih memiliki kemampuan fiskal yang lemah.

Sedangkan, untuk kabupaten, dari total 416, hanya empat 4 kabupaten masuk kategori kuat. Sisanya, masih dianggap lemah. Lalu untuk 98 kota, sekitar 70 kota masih masuk kategori fiskal sangat lemah.

Ia mengaku terus meminta Kemendagri untuk melakukan pembinaan agar pemerintah daerah bisa lebih kreatif meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Sehingga, upaya peningkatan PAD tidak terus menerus dibebankan kepada masyarakat.

"Jadi dia harus mencari semacam cara terus kemudian bagaimana meningkatkan PAD-nya, kan banyak cara ya kan, bisa melalui mungkin bagaimana pariwisatanya ditingkatkan," tutur Bahtra.

"Kami beberapa minggu yang lalu sebelum reses itu kami juga rapat bagaimana agar BUMD-BUMD daerah itu ditingkatkan kinerjanya sehingga bisa menambah nilai plus kan, nilai tambah terhadap PAD, sehingga tidak berimbas lagi kemudian bahwa pajaknya harus dinaikkan berlipat-lipat kali dalam rangka mencari upaya agar pembiayaan kebutuhan daerah ini bisa terpenuhi. Nah itu-itu kita terus dorong," sambungnya.

DPRD Kabupaten Pati telah menyetujui pembentukan pansus pemakzulan Bupati Sudewo menyusul kericuhan saat aksi demo warga, Rabu (13/8/2025). 

Massa menuntut Sudewo mundur terkait sejumlah kebijakan, terutama rencana kenaikan PBB, meski rencana itu kini dibatalkan.

"Hak angket untuk Bupati karena telah sudah melanggar janji sumpah dari Bupati Pati. Dan muncul kegaduhan di Pati. Hak angket segera terpenuhi," tandasnya.

Ketua DPRD Pati, Ali Badrudi, menegaskan rapat paripurna telah mengetok persetujuan pembentukan hak angket mengenai usulan pembentukan pansus pemakzulan Bupati Pati, Sudewo.

"Rapat paripurna mengenai tentang kebijakan Bupati Pati. Pengembangan pada saat terbentuk pansus untuk mengusut kebijakan Bupati Pati," katanya di Rapat Paripurna.

Topik:

komisi-ii-dpr bupati-pati sudewo demo-pati