Dua Kerangka di Gedung ACC Kwitang Teridentifikasi sebagai Reno dan Farhan yang Hilang Sejak Demo Agustus

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 7 November 2025 15:05 WIB
Konferensi pers hasil tes DNA dua kerangka manusia di gedung ACC Kwitang (Foto: Tangkapan Layar)
Konferensi pers hasil tes DNA dua kerangka manusia di gedung ACC Kwitang (Foto: Tangkapan Layar)

Jakarta, MI - Kepolisian berhasil mengungkap identitas dua kerangka manusia yang ditemukan di Gedung Astra Credit Companies (ACC) Kwitang, Jakarta Pusat. Penemuan itu sempat menghebohkan publik karena dikaitkan dengan laporan orang hilang pasca demonstrasi besar akhir Agustus lalu.

Hasil tes DNA yang dilakukan Tim Forensik RS Polri menunjukkan bahwa kedua kerangka tersebut identik dengan Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid. Keduanya dilaporkan keluarga menghilang sejak aksi unjuk rasa akhir Agustus lalu.

Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, AKBP Putu Cholis Aryana, dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Jumat (7/11/2025), menjelaskan kronologi mulai dari pelaporan hilangnya Reno dan Farhan, penemuan kerangka manusia, hingga proses identifikasi.

Pada periode 2–10 September 2025, setelah demonstrasi di akhir Agustus, Polda Metro Jaya telah berhasil memastikan keberadaan 40 dari total 44 orang yang sebelumnya dilaporkan hilang. Empat orang lainnya yang belum terlacak pada saat itu ialah Eko Purnomo, Bima Permana Putra, Muhammad Farhan Hamid, dan Reno Syahputra Dewo.

Putu menuturkan bahwa Polda Metro Jaya membuka Posko Orang Hilang pada 12 September 2025 untuk fokus mencari empat orang hilang tersebut.

Dalam proses pencarian, polisi bekerja sama dengan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) yang mendampingi keluarga korban. Polisi kemudian, pada 18 September, berhasil mengonfirmasi keberadaan Eko di Kalimantan Tengah dan Bima di Jawa Timur.

Pada waktu yang bersamaan, Polda Metro Jaya menerima laporan mengenai Gedung ACC yang terbakar. Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) awal dilakukan, dan Polres Metro Jakarta Pusat menangkap 3 orang pelaku.

Kemudian pada 19 September 2025, Puslabfor Bareskrim Polri melakukan pemeriksaan TKP Gedung ACC untuk mencari tahu penyebab kebakaran. Selanjutnya pada 23-29 September 2025, banyak informasi penting yang berhasil diperoleh.

Putu menjelaskan hasil analisis penelusuran jejak komunikasi dan digital Farhan pada periode 3-23 September 2025 didapatkan handphone Farhan digadaikan sebelum peristiwa kerusuhan pecah di Kwitang. Ia tidak menjelaskan apakah ketika handphone pindah tangan tersebut ada aktivitas dari media sosial Farhan atau tidak.

Dari hasil penelusuran keluarga, teman, saksi, serta pelacakan aktivitas Farhan dan Reno di Jakarta maupun Surabaya, diperoleh kesimpulan bahwa keduanya terakhir terlihat di kawasan Kwitang pada akhir Agustus 2025.

Kemudian, Polda Metro Jaya mengadakan pertemuan dan menyepakati pertukaran informasi dan perkembangan pencarian, serta komitmen perlindungan keluarga orang hilang.

Pertemuan lanjutan antara Polda Metro Jaya dan KontraS digelar pada 13 Oktober 2025 untuk perkembangan pencarian orang hilang dan penyidikan klaster penghasut kerusuhan.

Selanjutnya, pada 20 Oktober 2025, KontraS melakukan penelusuran ke sejumlah lokasi berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil koordinasi tersebut.

Empat hari kemudian, Polda Metro Jaya menerima perwakilan Komnas HAM, Komnas Perempuan, Komnas Anak, Komnas Difabel, Ombudsman RI, dan LPSK untuk membahas pemenuhan hak, penyidikan dan pencarian orang hilang.

Penemuan Dua Kerangka

Pada 30 Oktober 2025, tim inspeksi dari PT QIES selaku vendor memeriksa Gedung ACC. Dari petunjuk aroma di sekitar Underwriting Room lantai 2, petugas menemukan dua kerangka manusia yang tertimbun puing plafon dan barang-barang yang terbakar.

Kemudian, pada 30-31 Oktober 2025, dilakukan pengambilan sampel DNA dari keluarga Farhan dan Reno. Polda Metro Jaya bersama KontraS membahas temuan tersebut serta menyusun langkah lanjutan untuk penanganan kasus.

Selanjutnya, pada 1-4 November 2025, Polda Metro Jaya melakukan permintaan tambahan keterangan saksi. Polda Metro Jaya juga menerima Kompolnas dan Komnas HAM, dan menerima hasil tes DNA.

Pada 5 dan 6 November 2025, Polda Metro Jaya membahas hasil DNA tersebut dengan KontraS dan tim forensik. Selanjutnya, pada hari ini, Jumat, 7 November 2025, dilakukan konferensi pers di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Hasil tes DNA

RS Polri memastikan bahwa dua kerangka manusia yang ditemukan di Gedung Astra Credit Companies (ACC), Kwitang, Jakarta Pusat, merupakan Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid.

"Nomor posmortem 0080 cocok dengan antemortem 002 sehingga teridentifikasi sebagai Reno Syahputeradewo anak biologis dari Bapak Muhammad Yasin," ujar Karo Labdokkes Polri Brigjen Sumy Hastry Purwanti dalam konferensi pers di RS Polri.

"Nomor posmortem 0081 cocok dengan antemortem 001 sehingga teridentifikasi sebagai Muhammad Farhan Hamid anak biologis dari Bapak Hamidi," sambungnya.

Sumy menjelaskan proses identifikasi dilakukan melalui pemeriksaan primer pada gigi dan tulang, yang kemudian dicocokkan dengan data kesehatan korban sebelum meninggal.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati Brigjen Pol Prima Heru Yulihartono mengatakan bahwa kedua kerangka tersebut tiba di RS untuk diperiksa pada 30 Oktober lalu. Ia menyebut, waktu kematian diperkirakan telah berlangsung lebih dari satu bulan.

"Terima kasih kepada seluruh pihak yang terus membantu termasuk pihak keluarga yang telah mengirim antemortem," kata Prima.

Topik:

kerangka-di-kwitang orang-hilang reno-syahputra-dewo muhammad-farhan-hamid demo-agustus