Walkot Bogor Tetapkan Status KLB Atas Insiden Keracunan MBG

Albani Wijaya
Albani Wijaya
Diperbarui 14 Mei 2025 12:11 WIB
Wali Kota Bogor, Dedie Rachim
Wali Kota Bogor, Dedie Rachim

Jakarta, MI- Wali Kota (Walkot), Bogor Dedie Rachim telah menerima hasil uji lab terhadap menu Makan Bergizi Gratis yang diduga menjadi penyebab keracunan ratusan siswa-siswi di Kota Bogor. Uji lab tersebut dilakukan oleh Laboratorium Kesehatan Desa (Labkesda) Kota Bogor.

Uji Lab dilakukan pada sample makanan program MBG, air minum yang dikonsumsi siswa, muntah siswa usai, wadah makanan serta tangan penyaji makanan pada saat insiden keracunan tersebut.

Dari hasil uji lab tersebut menunjukan adanya dua jenis bakteri yang terkandung pada dua menu MBG yang disajikan, yaitu bakteri E.coli ditemukan pada menu telur ceplok dengan bumbu barbekyu dan bakteri salmonella ditemukan pada menu tumis tahu dan toge.

Adapun kedua menu MBG tersebut disajikan oleh SPPG Bina Insani kepada 210 siswa-siswi di Kota Bogor yang mengalami keracunan usai menyantap hidangan tersebut.

"Bakteri E.coli dan Salmonella ini didapat dari 2 jenis makanan yang disajikan kepada siswa, yang mengakibatkan lebih dari 200 siswa terdampak. Intinya bakteri ini datang dari ceplok telor yang dikasih bumbu barbekyu. Kemudian yang kedua ada tumis tahu dan toge yang juga terindikasi mengandung salmonella," kata Dedie.

Dedie mengatakan bahwa pihaknya telah menetapkan inseden keracunan yang dialami oleh ratusan siswa-siswi tersebut sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Penetapan KLB atas insiden tersebut bertujuan agar para biaya pengobatan dari siswa-siswi yang tidak tercover BPJS dapat ditanggulangi oleh Pemkot Bogor.

"Pemkot Bogor sudah melakukan penetapan kejadian luar biasa (KLB) tujuannya untuk bisa memastikan bahwa anak-anak yang terdampak apabila tidak tercover BPJS pemerintah daerah bisa menanggulangi terutama biaya perawatan dan rumah sakit," ujar Dedie.

Topik:

Walkot Bogor Dedie Rachim Keracunan Menu MBG