Dispora dan Kwarda Malut Gaspol Tingkatkan Kualitas Pelatih Pramuka

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 15 November 2025 19:05 WIB
Wagub Malut, Sarbin Sehe, didampingi Ketua Kwarda Malut, Muhammad Abusama, dan Kadispora Malut, Saifuddin Djuba, memberikan keterangan pers kepada wartawan usai membuka kegiatan TOT Pelatih Pembina Pramuka (Dok: MI/Jainal Adaran)
Wagub Malut, Sarbin Sehe, didampingi Ketua Kwarda Malut, Muhammad Abusama, dan Kadispora Malut, Saifuddin Djuba, memberikan keterangan pers kepada wartawan usai membuka kegiatan TOT Pelatih Pembina Pramuka (Dok: MI/Jainal Adaran)

Sofifi, MI - Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Malut bekerja sama dengan Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Malut melaksanakan kegiatan Training of Trainer (TOT) bagi pelatih pembina Pramuka selama tiga hari, mulai Jumat 14 November hingga Minggu 16 November 2025.

Kegiatan yang digelar di Gedung Pramuka Malut, Sofifi, ini menjadi salah satu agenda penting dalam penguatan kualitas kelembagaan Pramuka di daerah, khususnya untuk memperkuat peran para pelatih pembina sebagai motor penggerak pendidikan karakter generasi muda.

TOT ini diharapkan menjadi wadah penyegaran kompetensi sehingga para pelatih mempunyai standar kecakapan yang lebih memadai ketika kembali ke daerah masing-masing untuk melakukan pembinaan.

Program peningkatan kapasitas ini dirancang secara komprehensif untuk menjawab tuntutan perkembangan gerakan kepramukaan, yang kini tidak hanya berkaitan dengan kedisiplinan atau kegiatan luar ruang, namun juga meliputi penguatan literasi digital, pendidikan kebencanaan, dan pembinaan karakter. Dengan semakin kompleksnya kebutuhan pembinaan Pramuka, Pemprov Malut berkomitmen memperkuat kualitas SDM pelatih melalui kolaborasi lintas instansi, termasuk Dispora dan Kwarda Malut. Kegiatan TOT ini menjadi salah satu implementasi nyata dari komitmen tersebut.

Sebelum menyampaikan apresiasi secara langsung, Wagub Malut, Sarbin Sehe, menyoroti pentingnya kehadiran TOT sebagai landasan memperkuat ekosistem kepramukaan di daerah. Menurutnya, kualitas pembina dan pelatih menjadi kunci keberhasilan pembinaan generasi muda, sebab mereka berada di garis terdepan dalam proses pendidikan karakter di tingkat gugus depan. 

Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah memandang pelatihan seperti ini bukan sekadar rutinitas kelembagaan, melainkan bagian dari agenda pembangunan SDM jangka panjang. Karena itu, kolaborasi antara Kwarda dan OPD teknis menjadi sangat penting sebagai langkah menyatukan visi pengembangan Pramuka ke depan.

“Kami berikan apresiasi kepada Ketua Kwarda Malut yang bekerja sama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga melakukan TOT pelatih Pramuka. Kami berharap ini menyiapkan sumber daya manusia dalam melakukan pelatihan, edukasi, dan keterampilan yang harus terus diasah di dunia Pramuka,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (14/11).

Setelah menegaskan dukungan pemerintah, Sarbin juga memaparkan alasan pentingnya menjadikan Sofifi sebagai pusat penyelenggaraan berbagai agenda kegiatan pemerintahan dan kepemudaan. Menurutnya, selama ini banyak aktivitas skala provinsi masih lebih sering dilaksanakan di luar ibu kota, sehingga pengembangan Sofifi berjalan lambat. 

Ia menilai bahwa memusatkan kegiatan pelatihan, diskusi, dan pertemuan di Sofifi dapat menciptakan efek domino yang positif bagi pertumbuhan ekonomi, peningkatan aktivitas masyarakat, dan pemerataan pembangunan di Ibu Kota Provinsi Malut tersebut.

“Tentu kita berharap kegiatan-kegiatan seperti ini sedapat mungkin dilakukan di Sofifi, sehingga cepat atau lambat kita bisa mengembangkan Kota Sofifi di masa depan,” kata Sarbin.

Selain itu, Sarbin mengingatkan bahwa kualitas pelatih akan berpengaruh langsung pada kualitas pembinaan Pramuka di seluruh kabupaten/kota. Oleh karena itu, ia menekankan bahwa setiap peserta harus mengikuti program TOT secara serius dan penuh tanggung jawab. 

Dia menyampaikan bahwa TOT bukan sekadar formalitas, tetapi momentum penting untuk memperbarui wawasan tentang metode pembinaan modern, teknik pelatihan, hingga pemahaman terhadap materi-materi baru dalam ruang lingkup kepramukaan. 

Harapannya, para pelatih yang mengikuti kegiatan ini dapat kembali ke daerah masing-masing dengan membawa pembaruan dalam metode pembinaan.

“Harapannya peserta bisa mengikuti dengan baik sehingga betul-betul bisa mendapatkan pengetahuan baru dan keterampilan baru dalam rangka mengembangkan dan membina kepramukaan di Malut,” lanjut Sarbin.

Pada kesempatan itu, Wagub juga menyoroti pentingnya pembangunan SDM sebagai pilar utama kemajuan daerah. Ia menjelaskan bahwa pelatihan-pelatihan seperti TOT menjadi salah satu instrumen yang berperan langsung dalam memperkuat kualitas SDM, khususnya generasi muda yang menjadi sasaran utama pembinaan Pramuka. 

Pemprov Malut, kata Sarbin, akan terus mendorong berbagai bentuk penguatan kapasitas pelatih, termasuk menambah program pendampingan maupun kerja sama lintas lembaga agar pembinaan Pramuka di Malut bisa semakin berkualitas dan merata.

“Semua materi yang diperoleh dalam pelatihan ini bisa menambah bekal dan keterampilan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Kami juga terus berharap untuk terus melakukan ikhtiar semaksimal mungkin untuk pembangunan sumber daya manusia di bidang Pramuka,” tambahnya.

Sementara itu, sebelum menyampaikan penjelasan resmi terkait teknis TOT, Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Malut, Muhammad Abusama, menegaskan bahwa pelatihan ini menjadi momentum strategis untuk memastikan seluruh pelatih pembina memiliki standar kemampuan yang sama. 

Abusama menjelaskan bahwa perkembangan kepramukaan yang sangat dinamis menuntut pembina dan pelatih untuk terus belajar, beradaptasi, serta memperbarui metode penyampaian materi kepada anggota muda. Kwarda Malut, melalui TOT ini, ingin memastikan bahwa setiap pelatih mampu menguasai keterampilan dan pengetahuan sesuai standar Kwartir Nasional.

“Training of Trainer (TOT) yang kita laksanakan ini dalam rangka peningkatan kapasitas dan kualitas para pelatih pembina. Untuk mencapai kualitas dari pelaksanaan TOT ini, kita menghadirkan pelatih nasional dari Kwartir Nasional sebagai narasumber,” ujarnya.

Abusama juga menekankan bahwa tantangan pembinaan Pramuka di era modern tidak lagi sekadar mengajarkan kedisiplinan dan kegiatan di alam, tetapi juga meliputi penguatan karakter, kemampuan sosial, pengetahuan teknologi, hingga keterampilan adaptif. 

Oleh sebab itu, meskipun para peserta telah memiliki status sebagai pelatih, mereka tetap membutuhkan pembaruan kompetensi. Kwarda melihat kebutuhan ini sebagai hal mendesak, terutama agar pembinaan Pramuka di Malut tidak tertinggal dibandingkan daerah lain.

“Kita berharap supaya pelatih-pelatih kita di Malut bisa mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan ilmu kepramukaan yang baru. Karena ini setiap saat berkembang. Sehingga mereka ini walaupun sudah pelatih, tapi masih perlu diasah lagi, dan mereka kembali ke daerah masing-masing dapat mengembangkan pembinaan anggota muda di gugus depan,” kata Abusama.

Secara rinci, Abusama menjelaskan bahwa TOT ini melibatkan 40 peserta yang berasal dari seluruh Kwartir Cabang di 10 kabupaten/kota di Malut. Jumlah tersebut dianggap representatif untuk langkah awal penguatan kualitas pelatih secara merata di seluruh wilayah. 

Abusama menambahkan bahwa pemilihan peserta dilakukan melalui koordinasi langsung dengan Kwartir Cabang, sehingga pelatih yang dikirim benar-benar merupakan perwakilan potensial yang siap mengembangkan kembali ilmu yang diperoleh.

“Peserta yang hadir ini ada 40 peserta yang diambil dari cabang-cabang yang ada di 10 kabupaten/kota Kwartir Cabang di Malut. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari, berdasarkan kurikulum itu harus dilaksanakan untuk mencukupi 32 jam,” jelasnya.

Abusama kemudian menegaskan bahwa struktur pelatihan mencakup dua metode, yaitu indoor dan outdoor, yang wajib dipenuhi selama 32 jam. 

Menurutnya, format ini disusun untuk memastikan bahwa pelatih tidak hanya memahami teori kepramukaan, tetapi juga menguasai praktik lapangan. 

Ia menekankan bahwa sertifikat atau ijazah TOT menjadi syarat mutlak untuk dapat memberikan materi pembinaan di gugus depan maupun di sekolah-sekolah, sehingga para pelatih harus mengikuti seluruh rangkaian pelatihan tanpa terkecuali.

“Dalam 32 jam itu ada dua kegiatan yang dilaksanakan yaitu indoor dan outdoor. Ke depan nanti sekalipun sudah menjadi pelatih, tapi kalau tidak memiliki ijazah TOT mereka tidak bisa menyampaikan materi dalam pembinaan di gugus depan di sekolah-sekolah,” tegasnya.

Sebagai penutup, Abusama menyampaikan harapan agar seluruh peserta dapat membawa pulang ilmu dan pengalaman yang diperoleh selama TOT untuk kemudian diterapkan secara maksimal di daerah masing-masing. 

Menurutnya, keberhasilan pembinaan Pramuka Garuda dan peningkatan kualitas anggota muda sangat dipengaruhi oleh peran para pelatih, sehingga kompetensi mereka harus terus ditingkatkan dari waktu ke waktu.

“Kita berharap dengan kegiatan ini bisa menambah pengetahuan dan ilmu yang didapatkan dalam TOT ini. Mereka bisa kembali untuk mengembangkan di masing-masing cabang dalam rangka mencapai pembinaan Pramuka Garuda,” tutup Abusama. (Jainal Adaran)

Topik:

Dispora Maluku Utara Kwarda Maluku Utara