Prabowo Resmikan Smartboard Nasional: Era Baru Digitalisasi Pembelajaran Dimulai

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 17 November 2025 14:07 WIB
Presiden RI Prabowo Subianto saat meresmikan program meluncurkan penggunaan perdana interactive flat panel (IFP) atau smartboard sebagai bagian dari Program Digitalisasi. (Foto. Rizal Siregar)
Presiden RI Prabowo Subianto saat meresmikan program meluncurkan penggunaan perdana interactive flat panel (IFP) atau smartboard sebagai bagian dari Program Digitalisasi. (Foto. Rizal Siregar)

Bekasi, MI - Pemerintah meluncurkan penggunaan perdana interactive flat panel (IFP) atau smartboard sebagai bagian dari Program Digitalisasi Pembelajaran di SMP Negeri 4 Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/11/2025).

Presiden RI Prabowo Subianto hadir langsung meresmikan program ini, disertai laporan lengkap dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti.

Mu'ti menegaskan, bahwa peluncuran IFP merupakan wujud komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar di sekolah.

 “Program digitalisasi pembelajaran yang diluncurkan hari ini adalah pemenuhan janji Bapak Presiden pada peringatan Hari Guru Nasional tahun 2024, sekaligus implementasi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025,” ujar Mu'ti di hadapan Presiden.

Ia menjelaskan bahwa Digitalisasi Pembelajaran mencakup empat komponen utama: pembagian panel interaktif, penyediaan laptop, penyediaan materi pembelajaran digital, serta pelatihan guru. 

“Program ini mulai berjalan sejak 15 Agustus 2025 untuk 288.865 sekolah dan PKBM,” jelas Mu'ti.

Hingga 16 November 2025 pukul 22.00, sebanyak 172.550 unit smartboard telah tiba dan dimanfaatkan di sekolah, sementara 43.022 unit lainnya sedang dalam proses pengiriman.

“Ini sudah mencapai 75 persen dari total rencana. Insya Allah seluruh perangkat akan tuntas didistribusikan maksimal 17 Desember 2025,” kata Mu'ti meyakinkan Presiden.

Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya kesadaran bangsa untuk terus memperbaiki diri.

 “Kita tidak perlu malu-malu, kita tidak perlu takut untuk mengakui kekurangan kita,” ujar Prabowo. 

“Jika kita mengetahui kekurangan, kita mengerti apa yang harus diperbaiki," ujarnya.

Presiden juga menegaskan bahwa pendidikan adalah fondasi utama untuk membangun bangsa yang kuat. “Pendidikan adalah kunci dari suatu kebangkitan. Hanya melalui pendidikan kita bisa menjadi negara yang berhasil,” tuturnya.

Prabowo menyinggung sejarah perjuangan bangsa sebelum kemerdekaan, di mana pendidikan informal seperti pesantren dan sekolah-sekolah rakyat telah membentuk kemampuan intelektual masyarakat. 

“Kita memahami bahwa pendidikan, teknologi, sains, ilmu pengetahuan adalah kunci keberhasilan,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa kekayaan Nusantara yang sangat besar tidak akan bermanfaat jika tidak dikelola oleh bangsa sendiri. 

“Ratusan tahun kekayaan kita diambil bangsa lain karena para pemimpin gagal menjaga dan mengelolanya. Sekarang kita harus sadar, tujuan bernegara adalah memberi kualitas hidup yang layak bagi seluruh rakyat,” katanya.

Prabowo menekankan bahwa negara tidak boleh hanya memakmurkan segelintir orang. “Itu bukan negara berdaya, dan negara seperti itu pasti gagal. Indonesia tidak mau gagal,” ucap Presiden.

Smartboard atau IFP berbeda dari televisi pintar yang hanya menampilkan konten satu arah. Perangkat ini dirancang untuk memungkinkan guru dan siswa berkolaborasi melalui layar sentuh interaktif.

hMateri pembelajaran dapat berupa teks, video, audio, permainan edukatif, hingga teknologi augmented reality.

 

Topik:

digitalisasi pendidikan smartboard Prabowo Subianto Abdul Mu'ti Kemendikdasmen interactive flat panel IFP