Berupaya Jadi Pegawai Magang di Pengadilan Pidana Internasional, Mata-mata Rusia Berhasil Digagalkan

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 17 Juni 2022 11:14 WIB
Jakarta, MI - Seorang mata-mata Rusia gagal untuk mendapatkan status pegawai magang di Pengadilan Pidana Internasional (ICC) dengan menggunakan identitas palsu warga negara Brasil yang telah dia gunakan selama lebih dari satu dekade, menurut intelijen Belanda. Sergey Vladimirovich Cherkasov, 36, yang dituduh sebagai agen intelijen militer GRU Rusia, terbang ke Belanda pada bulan April dengan keyakinan bahwa dia telah berhasil dalam upaya luar biasa untuk mendapatkan akses orang dalam ke pengadilan kejahatan perang. Dia menggunakan identitas palsu Viktor Muller Ferreira, 33. Akan tetapi, Cherkasov berhasil diidentifikasi oleh petugas intelijen Barat. Ketika dia tiba untuk bekerja sebagai pegawai magang, dia ditahan oleh pejabat imigrasi Belanda dan dikirim kembali ke Brasil. Hal itu menandai kegagalannya setelah bertahun-tahun melakukan persiapan. Saat ini ICC mulai menyelidiki dugaan kejahatan perang Rusia di Ukraina. Jika Cherkasov berhasil, dia akan memperoleh akses ke sistem email pengadilan dan mungkin dapat menyalin, merusak, atau menghancurkan dokumen atau bukti yang diajukan. Mata-mata itu membuat identitas palsu yang rumit selama bertahun-tahun, yang merupakan salah satu program "ilegal" Rusia yang dimulai sejak Perang Dingin dan telah dihidupkan kembali secara ekstensif di bawah Presiden Vladimir Putin. Meskipun dia mulai beroparasi di Brasil sekitar tahun 2010, Cherkasov yang menyamar sebagai Muller kemudian pindah ke beberapa negara. Diduga dia berupaya untuk membuka berbagai opsi sebanyak mungkin untuk operasi intelijen GRU. CV-nya yang dapat dilihat secara online menyatakan bahwa dia mengambil gelar pertama dalam ilmu politik di Trinity College Dublin, antara 2014 dan 2018. Kemudian mendapatkan master di Universitas Johns Hopkins di Baltimore di bidang kebijakan luar negeri AS. Catatan universitas itu menunjukkan bahwa dia lulus dari universitas AS pada tahun 2020. Eugene Finkel, seorang profesor di Johns Hopkins, mentweet bahwa Muller adalah mantan mahasiswa yang memperkenalkan dirinya turunan Brasil-Irlandia dan telah memintanya untuk memberikan referensi untuk mendukung aplikasinya ke ICC. “Saya menulis surat referensi untuk petugas GRU. Saya tidak akan pernah melupakan fakta ini. Saya benci segala sesuatu tentang GRU dan saya sangat senang dia terekspos," cuit Finkel seperti dikutip TheGuardian.com, Jumat (17/6). Sumber-sumber Barat khawatir bahwa krisis Ukraina telah mendorong GRU dan badan-badan Rusia lainnya untuk mengambil sikap yang lebih agresif dan berpotensi sembrono terhadap operasi spionase mereka, karena Moskow telah diisolasi secara dramatis oleh Barat sejak invasi ke Ukraina.

Topik:

Rusia Ukraina ICC