Buntut Kontroversi di Malaysia, The 1975 Dituntut Rp40 Miliar

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 10 Agustus 2023 08:02 WIB
Jakarta, MI - Band pop-rock Inggris The 1975 dituntut oleh Future Sound Asia (FSA) setelah penampilannya yang kontroversial di Good Vibes Festival 2023. Menurut The Malay Mail, FSA, penyelenggara festival, telah menuntut agar band tersebut membayar ganti rugi lebih dari RM12,3 juta atau setara dengan Rp40 miliar. Penasihat hukum penyelenggara, David Mathew mengatakan, pihaknya telah mengirimkan surat tuntutan tertanggal 7 Agustus 2023 kepada band tersebut. “Dalam surat itu, FSA menuntut agar The 1975 mengakui tanggung jawab mereka dan juga membayar sejumlah RM12.347.967,91 dalam waktu tujuh (7) hari," kata David. “Surat Tuntutan ditulis sesuai dengan ketentuan English Practice Direction Pre-Action Conduct and Protocol yang merupakan bagian dari English Civil Procedure Rules.” Tindakan hukum datang setelah festival dihentikan bulan lalu setelah frontman band Matt Healy memicu kontroversi besar selama set pada malam pertama festival. Dua hari tersisa dari acara tiga hari itu tiba-tiba dibatalkan menyusul omelan Healy yang penuh sumpah serapah terhadap undang-undang anti-LGBT Malaysia, yang diikuti dengan ciuman di atas panggung dengan bassis Ross MacDonald di tengah pertunjukan. Menurut David, klaim FSA terhadap The 1975, pada dasarnya, adalah pelanggaran kontrak yang disengaja. “Perwakilan Healy dengan tegas memberikan jaminan tertulis pra-pertunjukan bahwa dia dan pertunjukan langsung The 1975 'harus mematuhi semua pedoman dan peraturan lokal' selama set mereka di Malaysia. “Meskipun demikian, jaminan tersebut diabaikan, dan tindakan The Band juga jelas melanggar kontrak dengan FSA, yang menyebabkan pembatalan festival dan menyebabkan kerugian yang signifikan bagi FSA,” imbuhnya. Kegagalan band untuk mengakui tanggung jawabnya dan memberikan kompensasi kepada penyelenggara GVF 2023 akan mengakibatkan FSA menempuh proses hukum di Pengadilan Inggris.