Di Jakarta, Rumah Sakit Jadi Rumah Sehat, Apa Pesan Utamanya?

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 3 Agustus 2022 15:15 WIB
Jakarta, MI - Gubernur DKI Anies Baswedan mengungkapkan alasan penggantian nama di 31 Rumah Sakit menjadi Rumah Sehat pada hari ini, Rabu (3/8). Dengan penggantian nama ini, kata Anies, memiliki peran dalam aspek promotif dan preventif, agar rumah sakit ikut membantu warga melakukan pencegahan penyakit sekaligus mempromosikan hidup sehat di lingkungannya. Kemudian, penggantian nama rumah sakit jadi rumah sehat ini juga diharapkan akan ikut mengubah pola pikir masyarakat tentang rumah sakit sehingga dengan penggantian itu, rumah sakit diharapkan tidak hanya didatangi saat dalam keadaan sakit saja melainkan ketika dalam kondisi sehat. "Selama ini RS kita berorientasi pada kuratif dan rehabilitatif sehingga datang karena sakit, untuk sembuh itu harus sakit dulu," kata Anies saat meresmikan penjenamaan itu di RSUD Cengkareng, Rabu (3/8 Menurut Anies, selama ini masyarakat Indonesia lebih menggarisbawahi kata sakit daripada kata sehat. Karena itulah, Ia mengubah konsep rumah sakit jadi rumah sehat, agar warga Jakarta hidup sehat dan dalam kesehariannya berorientasi untuk hidup lebih sehat. "Ini yang menjadi pesan utama," singkatnya. Untuk itu, Anies meminta kepada seluruh jajaran pengelola rumah sehat di Jakarta untuk segera melakukan transformasi agar benar-benar menjadi sebuah tempat yang memberikan hospitality. "Hospitality itu keramahan kenyamanan, kepuasan, karena itu dalam Bahasa Inggris namanya hospital, karena kita merasakan sebuah pengalaman yang nyaman," kata Anies seperti dikutip dari akun Instagramnya. Anies mengatakan perubahan nama rumah sakit menjadi rumah sehat itu akan diberlakukan di 31 rumah sakit milik pemerintah yang ada di DKI Jakarta. Pemprov DKI, menurut Anies, belum berencana untuk menganjurkan penggantian nama ini ke rumah sakit swasta yang ada di wilayah DKI. "Nantinya, untuk perubahan nama rumah sakit yang lain itu ke Kemenkes," jelasnya. Sebagai informasi, Pengukuhan penjenamaan itu dilakukan secara simbolis di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat. Namun secara serentak diikuti oleh pejabat tingkat kota secara virtual di setiap RSUD lain wilayah DKI Jakarta.