Sebaiknya Dinas SDA DKI Jakarta Belajar ke Kebun Binatang Ragunan Bangun Waduk

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 11 September 2023 15:03 WIB
Jakarta, MI - Pandangan yang sangat memanjakan mata dan suasana keheningan terasa menyejukkan jiwa di kawasan Taman Margasatwa Ragunan (TMR) Jakarta Selatan (Jaksel). Monitorindonesia.com yang berkunjung mengelilingi Taman Margasatwa Ragunan ditengah liburan satwa yang dilindungi tersebut setiap Senin-nya terhenti dipinggiran danau yang sangat indah. Bangunan waduk terlihat kokoh dengan deretan site pile keliling waduk. Sekeliling waduk juga dibangun pedestarian dengan lebar kurang lebih 3 meter dengan rapihnya. Begitu juga lampu-lampu penerangan berjejer mengelilingi waduk. Pancaran sinar dari lampu kala senja mulai memanjakan mata pula. [caption id="attachment_565116" align="alignnone" width="1599"] Waduk Kebun Binatang Ragunan yang sangat indah seperti waduk di Eropa (Foto: Doc MI)[/caption] Pandangan sedap tersebut mengingatkan publik akan pembangunan waduk yang masif oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sepanjang masa. [caption id="attachment_565114" align="alignnone" width="1599"] Tampak pedestarian dan penataan lampu yang sangat rapih di waduk Kebun Binatang Ragunan, Jakarta Selatan (Jaksel)(Foto: Doc MI)[/caption] Seorang warga Kebagusan Jakarta Selatan, Yuli Ningsih (47) menceritakan kepada Monitorindonesia.com bahwa, sebelumnya warga sekitar Ragunan sering terdampak kekeringan air sumur manakala musim kemarau panjang. "Namun beberapa tahun terakhir, kami bersyukur tidak lagi mengalami krisis air. Situasi ini kami pahami dampak penataan waduk di dalam kebun Binatang Ragunan," kata Yuli, Senin (11/9). Tak lupa ia juga memberikan jempol kepada pengelola Kebun Binatang Ragunan kebanggaan Jakarta itu, karena pembangunan waduk dengan konstruksi permanen dan paten. "Luar biasa cakep itu, indah dan memanjakan pengunjung dan sebaiknya Pemprov DKI Jakarta membangun dengan model seperti itulah. Sekali membangun dengan kualitas baguslah manfaatnya bisa dirasakan generasi berikutnya," tutupnya. Teruntuk Dinas Sumber Saya Air (SDA) DKI Jakarta, dimana kualitas waduk yang menyebar seantero Jakarta, masih ada yang terbilang buruk yang ujung-ujungnya bukan fungsinya yang tercapai, namun akan menggerogoti anggaran secara terus-menerus dengan tameng proyek dan perawatan. Salah satunya adalah waduk Marunda, Jakarta Utara (Jakut) tak sebagus dengan waduk Kebun Binatang Ragunan itu. Pasalnya, berdasarkan pantauan Monitorindonesia.com, Kamis (7/9) lalu, tampak bahwa waduk yang dibangun oleh Dinas SDA DKI Jakarta dan kontraktor amburadul. [caption id="attachment_565113" align="alignnone" width="1599"] Waduk Marunda yang dibangun Dinas SDA DKI Jakarta tahun 2022 senilai Rp 49 miliar yang amburadul (Foto: Doc MI)[/caption] Padahal, anggarannya cukup besar yakni Rp Rp 49.802.888.461.02 ini amburadul. Mirisnya, ada dinding beton berukuran kurang lebih 4 x1,5 meter keliling waduk asal pasang dan tidak teratur. Bahkan ada beton sepanjang kurang lebih 50 meter nyaris tenggelam tak berfungsi. [caption id="attachment_564505" align="alignnone" width="1599"] Waduk Marunda yang dikerjakan PT Dutaraya Dinametro amburadul (Foto: MI/Sabam)[/caption] Pemasangan dinding beton yang merupakan pekerjaan pokok masih terputus-putus tidak tersambung rapih. "Tanah urugan yang diisi ditengah tembok penahan abrasi dua lapis berjarak 2 meter tersebut diambil dari kerukan lumpur kali yang berada persis disamping waduk tersebut," kata warga sekitar kepada Monitorindonesia.com. Selanjutnya untuk mengelabui pengawasan, pihak kontraktor diduga menimbun tanah urugan seadanya dengan ketinggian kurang lebih setengah meter. [caption id="attachment_564503" align="alignnone" width="1152"] Kondisi turap waduk Marunda yang amburadul (Foto: MI/Sabam)[/caption] Hal lain yang menjadi pertanyaan publik adalah soal urgensi pembangunan waduk Marunda tersebut. Sebab faktanya daerah tersebut memang lumbung air yang sejajar dengan permukaan air laut. Bahkan saat Monitorindonesia.com. berada dilokasi itu, tampak aliran sungai tersebut melawan arah akibat air laut sedang pasang. Warga setempat pun juga menjelaskan bahwa pembangunan waduk ini adalah tindakan pemborosan anggaran yang tidak bermanfaat sebagai waduk sesungguhnya. “Wong disini emang sama dengan pinggir lautan yang tidak pernah ada keringnya. Liat aja sekeliling waduk ini Empang dan tambak tambak ikan,” kata warga. “Semua Jakarta Raya sudah kering kerontang akibat kemarau panjang tapi disini tidak terpengaruh sama sekali sepanjang masa. Jadi pembangunan waduk ini adalah sangat lucu dan tidak punya manfaat apa apa,” timpalnya. (Sabam) #Dinas SDA DKI Jakarta