Pengamanan Putusan PHPU di MK, Libatkan 10 Anjing Pelacak K-9

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 22 April 2024 10:37 WIB
Tim satwa K-9 Ditpolsatwa Korsabhara Baharkam Polri, melakukan sterilisasi di area Gedung MK jelang pembacaan sidang sengketa putusan PHPU Pilpres 2024, Jakarta, Senin (22/4/2024). (Foto: ANTARA)
Tim satwa K-9 Ditpolsatwa Korsabhara Baharkam Polri, melakukan sterilisasi di area Gedung MK jelang pembacaan sidang sengketa putusan PHPU Pilpres 2024, Jakarta, Senin (22/4/2024). (Foto: ANTARA)

Jakarta, MI - Polri mengerahkan 10 ekor satwa K-9 dari Ditpolsatwa Korsabhara Baharkam, dalam mengamankan kegiatan pembacaan putusan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Senin (22/4/2024).
 
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, pelaksanaan pengamanan dilakukan dengan menggelar sterilisasi di area gedung MK.
 
"Kegiatan sterilisasi dilakukan dari mulai pada pukul 06.00 WIB oleh lima tim yang terdiri dari 10 ekor satwa K-9 beserta pawangnya sebanyak 20 personel," kata Trunoyudo, Senin (22/4/2024).
 
Dijelaskan Trunoyuda, anjing pelacak K-9 yang dilibatkan dalam pengamanan sidang putusan PHPU Pilpres 2024 itu, memiliki kualifikasi kualifikasi melacak keberadaan bahan peledak (handak) dan pelacak umum.
 
Sterilisasi dengan menelusuri titik-titik yang dianggap berpotensi, terdapat bahan berbahaya tersembunyi. Penelusuran dilakukan bersama-sama dengan Tim Jibom Gegana Korbrimob Polri, dan pengamanan dalam (Pamdal) MK.

Kegiatan sterilisasi gedung dilakukan selama 45 menit, sebelum sidang dimulai pukul 09.00 WIB.
 
"Kegiatan sterilisasi selesai pada pukul 06.45 WIB dan dinyatakan steril. Selanjutnya seluruh staf MK dan pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan pembacaan putusan PHPU dapat melanjutkan aktivitas persiapan," ujar Trunoyudo.
 
Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi mengatakan, 7.783 personel yang dikerahkan ditempatkan di beberapa titik. 

Mereka disebar mulai dari Gedung MK, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Monumen Nasional (Monas).

Dia menyebutkan, rekayasa lalu lintas nantinya bersifat situasional. Apabila massa terus bertambah, maka polisi bakal memberlakukan pengalihan arus lalu lintas. 

“Kami imbau untuk masyarakat yang akan melintas di depan Gedung MK untuk mencari jalan alternatif lainnya, karena akan ada aksi penyampaian pendapat di depan gedung MK,” ujar Ade.