Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tidak Ada Perbaikan

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 18 Juni 2024 14:31 WIB
Ilusrtrasi air PAM Jaya tidak mengalir berbulan- bulan ke rumah warga  Jalan Matraman Rays.
Ilusrtrasi air PAM Jaya tidak mengalir berbulan- bulan ke rumah warga Jalan Matraman Rays.

Jakarta, MI - Warga Jalan Matraman Raya, Kelurahan Kebon Manggis, Jakarta Timur, sudah berbulan-bulan mengeluhkan air pasokan dari Perumda PAM Jaya mati. Air bersihnya tidak mengalir ke rumah konsumen.

Bahkan banyak warga sekitar Matraman Raya mengeluhkan aliran air PAM Jaya tercium bau, warna hitam pekat, campur lumpur hitam. Pokoknya warna - warni kuning berminyak, hitam campur tanah hitam, dan baunya.

Contoh keluhan warga mengaku bernama Burhanuddin, (48) tahun, cukup lama tinggal di sekitar Matraman, Kelurahan Kebon Manggis mengeluhkan air yang selalu mati setiap malam pukul 20.00 WIB selama beberapa waktu terakhir. 

Burhan sapaan akrab Burhanuddin menjelaskan, kejadian ini bukan baru pertama kali dialami warga sekitar. Sebelumnya, pada 2020, suplai air bersih di rumah Burhan seringkali mandek sekitar pukul 22.00 atau 23.00 WIB. 

Masih ada masalah lain menimpa warga sekitar saat pemotongan hewan kurban perayaan Iduladha. Seperti warga penghuni kolong jembatan dekat lokasi mengeluhkan air Kali Ciliwung bau seusai pemotongan hewan kurban. 

Kata Burhan, warganya kemudian  melaporkan masalah air ini kepada PAM Jaya, yang saat itu masih dikelola Aetra mitra PDAM Jaya untuk segera ditangani.

"Ya dulu saya pernah telepon lalu petugasnya datang ke rumah. Cuma ya begitu, air yang ke luar kecil," kata Burhan.

"Kalau permasalahan ada di mesin, enggak mungkin dong dari subuh sampai siang hari airnya masih ke luar lancar," ungkapnya. Bukannya masalah terselesaikan, suplai air di rumah warga justru semakin parah pada tahun 2024.

Pasokan air mati setiap jam 20.00 WIB selama beberapa bulan terakhir. Hal tersebut tentu mengganggu aktivitas warga sehari-hari, terlebih ia juga masih memiliki anak kecil. 

"Susah juga, apalagi kalau ada anak masih SD ya kan. Kebetulan sih ada bak mandi di rumah, cuma ya kalau pas ke luar lupa ngisi ya sudah, terima kasih," ujar Nazar tetangga Burhan.  "Kalau air mati kita enggak bisa cuci piring atau untuk kegiatan yang lainnya," keluh Nazar. 

Atas keresahan dan keluhan warga tentang suplai air mati dan kotor warna hitam, Nasar mengaku warga sering komplain ke pihak PAM Jaya, baik itu melalui email, WhatsApp, maupun telepon. 

Bahkan, Doddy juga tetangga Nazar sempat mendatangi customer service yang berada di Rawamangun, Jakarta Timur. Namun, komplainnya terasa sia-sia karena suplai air tidak kunjung datang, juga tidak ada perbaikan.. 

Meski tidak mengalami hal serupa, menurut Doddy, tetangganya juga beberapa kali menceritakan tentang permasalahan suplai air yang kecil setiap pukul 20.00 WIB.

"Tetangga memang tidak pernah mengeluh ya karena pasang pompa. Saya tidak pasang pompa karena saya pikir ya itu bagian dari servis PAM Jaya saja harusnya," kata Doddy. 

"Kalau tetangga sih cuma bilang air yang ke luar kecil saja. Persis pada jam-jam segitu mereka bilang airnya kecil," jelasnya..

Setelah berkali-kali komplain, Doddy dan kawan-kawan pelanggan PDAM Jaya berharap masalah suplai air di rumahnya bisa segera teratasi dan mereka mendapatkan haknya untuk mengakses air karena sudah membayar rutin. (Sar)