Warga Tolak Wacana Kotak Kosong Pilkada Jakarta: Enggak Terlalu Sreg Sama Ridwan Kamil

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 11 Agustus 2024 2 jam yang lalu
Ridwan Kamil (Foto: Dok. MI)
Ridwan Kamil (Foto: Dok. MI)

Jakarta, MI - Sejumlah warga khawatir pilihan mereka sangat minim jika Pilkada Jakarta 2024 hanya diikuti satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur saja melawan kotak kosong. Hal itu diungkapkan Burhanudin (54) warga Betawi di Cengkareng, Jakarta Barat.

"Sebab, tidak masuk akal ada.pilkada tanpa peraaingan mijimal dia pasangan cagub/cawagub Jakarta, misalnya. Kami akan protes tidak menerima calon pada Pilkada November 2024 hanya nama calon pasangan cagub/wagub Jakarta tunggal sesuai informasi beredar di tengah masyarakat akhir-akhir ini.

“Saya enggak terlalu sreg ya sama Ridwan Kamil (RK). Kalau bisa selain RK,” ujar Hasan warga Kembangan, Jakarta Barat, saat ditemui di Car Free Day (CFD) sekitar Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (11/8/2024). 

Alasan warga Betawi dengan penolakan nama RK mantan Gubernur Jawa Barat itu karena pembangunan Kota Depok jauh dari harapan rakyat. 

Ada lagi PKS mendorong calon gubernur diusung partai itu masuk Parpol dulu guna memuluskan jalan kepada Anies Baswedan diusung ke Pilkada November 2024.

Satu sisi PKS mendorong Anies masuk Parpol untuk memuluskan jalan ke Pilkada Jakarta.

"Lihat nanti Silvi yang pernah tinggal di Depok, Jawa Barat, itu mengaku tidak merasakan ada pembangunan yang berarti di Depok selama Ridwan Kamil menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Padahal, Depok masih berada di wilayah yang dipimpin Ridwan Kamil. 

Menurut Silvi, daerah pinggiran Jawa Barat tidak banyak tersentuh selama Ridwan Kamil menjabat sebagai gubernur, termasuk daerah-daerah kumuh.

"Daerah saya (Depok) itu yang lebih dekat sama Jakarta Selatan, itu saja enggak berkembang. Jadi yang dibangun (RK) itu hanya pusat-pusat kota,” kritik Silvi.

Menurut Silvi, selama.menjabat Gubernur DKI Jakarta, PKS dinilai tidak lagi punya alasan kuat untuk mendukung Anies Baswedan pada Pilkada Jakarta 2024.

Sejalan dengan itu, Silvi merasa tidak puas dengan kepemimpinan Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. 

Menurut dia, seorang pemimpin harusnya adil dalam menjalankan tugasnya. Jika membangun wilayah, mestinya merata dari ujung ke ujung. 

Silvi justru merasa pemerintahan Jakarta lebih baik ketika dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. 

Menurut dia, pada era kepemimpinan Ahok, urusan administrasi tidak pernah dipersulit. 

“Zaman dia (Ahok) sebentar. Itu kan enggak sampai lima tahun, itu lancar jaya administrasi. Kayak, kita enggak ada yang dipersulit. Kan kalau sekarang kayaknya sudah balik tuh kayak dulu,” kata Silvi lagi. 

Sementara, warga Jakarta lain bernama Irianti (51) mengatakan, jika Pilkada Jakarta hanya ada satu calon gubernur tunggal, ia tidak akan memilih kotak kosong.  

“Kalau saya mendingan pilih yang ada fisiknya saja. Buat apa saya pilih kotak kosong. Saya sama RK (Ridwan Kamil) ini enggak ada masalah,” ujar Irianti saat ditemui di sekitar Jalan MH Thamrin.

Dia berharap, partai-partai bisa membentuk sejumlah poros sehingga tidak terbentuk koalisi tunggal. “Kalau kotak kosong, sayang banget,” ujar Irianti lagi.

Warga Kemayoran, Jakarta Pusat, Syamsul (46) juga berharap Pilkada Jakarta tidak hanya diikuti calon tunggal melawan kotak kosong. (Sar)