Negara Lumpuh Hadapi Pagar Laut, Banyak Ormas hingga Preman di Pesisir Tangerang, Warga Ngumpet Takut Intimidasi

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 27 Januari 2025 09:51 WIB
Gufroni, Ketua Riset dan Advokasi LBHAP PP Muhammadiyah (Foto: MI/Repro Medsos)
Gufroni, Ketua Riset dan Advokasi LBHAP PP Muhammadiyah (Foto: MI/Repro Medsos)

Jakarta, MI - Gufroni, Ketua Riset dan Advokasi LBHAP PP Muhammadiyah pada beberapa waktu lalu melaporkan tujuh nama yang diduga terlibat dalam kasus pemasangan pagar laut misterius di Tangerang.

Usai pelaporan tersebut, Gufroni pun bercerita bagaimana situasi sebenarnya di pesisi Tangerang yang wilayahnya masuk dalam pemasangan pagar laut tersebut.

Dalam perbincangan tersebut, Gufroni menyebut bahwa situasi mencekam sangat terasa di sekitar wilayah PIK 2 yang dijadikan Proyek Strategis Nasional.

"Buat kami mencekam karena di daerah pesisir Tangerang itu sering berkeliaran preman-preman, ormas-ormas yang mengintimidasi masyarakat," katanya dalam sebuah wawancara dikutip pada Senin (27/1/2025).

Tak hanya itu, Gufroni menyebut bahwa tak sedikit preman yang tiba-tiba memasang plang di tanah atau sawah yang masuk dalam wilayah ploting PSN.

Hingga beberapa warga harus terlibat dengan kepolisian lantaran mencabut plang PSN di tanahnya sendiri.

Perlakuan yang keras juga didapatkan pada orang-orang yang berani bersuara soal PSN tersebut.

Bahkan kekerasan tersebutlah yang membuat banyak warga pesisir Tangerang tak berani untuk bersuara soal pagar laut.

"Apalagi kalau menyebut-nyebut nama Aguan itu pasti bisa langsung ditangkap, situasinya buat kami termasuk masyarakat yang terdampak itu tidak ada keberanian untuk mengungkap semua ini," tandas Gufroni.

Topik:

Pagar Laut