LIPI: Penunjukan Panglima TNI Idealnya Bergilir Urut Matra

mbahdot
mbahdot
Diperbarui 4 November 2021 11:23 WIB
Monitorindonesia.com - Penunjukkan Panglima TNI idealnya bergilir urut matra. Adapun urut matra yang dimaksud yakni Angkatan Darat, Angkatan Udara lalu Angkatan Laut. Urut Matra ini disampaikan Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati saat dikonfirmasi, Rabu (3/11/2021). Namun, urut matra ini tak berlaku saat akhirnya Presiden Joko Widodo akhirnya memilih Panglima TNI dari matra Angkatan Darat yakni KSAD Jenderal Andika Perkasa. Bukan berdasarkan urut matra, Jenderal TNI dari matra AD itu terpilih menjadi calon tunggal sebagai Jenderal TNI pengganti Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. "Ya idealnya memang pergiliran (urut) matra antar angkatan dalam menduduki posisi sebagai Panglima TNI," kata Wasisto. Posisi Panglima TNI saat ini dijabat oleh Marsekal Hadi Tjahjanto yang berasal dari matra Angkatan Udara. Sebelum Hadi, TNI dipimpin oleh Jenderal Moeldoko dari matra Angkatan Darat. Jika merujuk pada matra, seharusnya Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono justru mendapat giliran pemegang tongkat komando Panglima TNI. Namun demikian, menurut Wasisto, alasan Jokowi lebih memilih matra AD ketimbang AL lantaran ada kaitannya dengan potensi gangguan keamanan menjelang Pemilu serentak di level nasional dan lokal yang akan memuncak pada 2024. "Maka kemudian, aspek keamanan teritorial ini menjadi lokus utama Jokowi untuk upaya stabilitas keamanan," ujarnya. Wasisto mengamini rotasi antar matra memang hal ideal dalam setiap pergantian pucuk pimpinan TNI demi menghindari adanya kesenjangan antarmatra. Tapi dia tak memungkiri jika pemilihan Jenderal TNI ini belakangan sudah terpolitisasi. "Hanya saja seringkali pencalonan panglima TNI terpolitisasi secara eksternal," kata Wasisto.