Isu Perubahan Iklim Jadi Agenda Utama Partai Gelora

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 4 November 2021 10:05 WIB
Monitorindonesia.com - Isu perubahan iklim adalah ancaman terbesar bagi keamanan Indonesia, melebihi semua ancaman perang yang ada. Bahkan isu ini bagi Indonesia, harus dipersepsi sebagai ancaman keamanan nasional paling besar yang hadapi saat ini, karena melebihi semua ancaman perang yang mungkin bisa diprediksi. Pendapat ini disampaikan Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia Anis Matta dalam Gelora Talk bertajuk 'Ancaman Climate Change Mengintai Indonesia', yang disiarkan langsung di kanal YouTube Gelora TV, Rabu (3/11/2021) petang. Diskusi ini dihadiri tokoh nasional dan pemerhati lingkungan Prof Emil Salim, Plt Deputi Klimatalogi BMKG Dr. Urif Haryoko dan Direkur Eksekutif Nasional Walhi  Zenzi Suhadi. Diskusi ini dipandu , Ketua Bidang Lingkungan Hidup DPN Partai Gelora Rully Syumanda. Melanjutkan sambutannya, Anis Matta menekankan untuk menyikapi isu perubahan iklim, kalau saat ini diperlukan suatu gerakan literasi masif untuk mitigasi perubahan iklim, karena literasi masyarakat terhadap isu ini masih sangat minim. Sehingga ini akan memberikan inspirasi masyarakat, bagaimana mengelola isu perubahan iklim. Dalam kaitan ini, mantan Wakil Ketua DPR RI ini juga berpandangan perlunya transformasi ekonomi yang sistemik untuk mitigasi dan adaptasi isu perubahan iklim. Sebab, mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim saat ini mendapatkan banyak tantangan, akibat ide pertumbuhan dalam mazhab ekonomi global yang menjadi dasar dari sistem sekarang, dimana Indonesia telah membayar ongkos kerusakan lingkungan yang sangat besar. "Karena itu, Partai Gelora akan menjadikan isu perubahan iklim ini sebagai agenda utama dan gerakan politik dalam perjuangannya. Partai Gelora melihat ini merupakan ancaman keamanan nasional yang paling berat," katanya. Partai Gelora mengajak semua pihak untuk berkolaborasi menyelamatkan masa depan generasi muda dengan mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. "Sebagai negara kepuluan, Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi collateral damage. Korban paling besar dari perubahan iklim yang terjadi secara global," tambahnya lagi. Anis Matta menilai perlu ada model ekonomi baru yang kompatibel dengan perubahan iklim, yang tidak sekedar ramah lingkungan, tetapi juga terus berupaya untuk memitigasi dan adaptasi terhadap mesin pertumbuhan ekonomi. "Orientasinya pada mitigasi dan adaptasi, Ini tantangan kita sebagai bangsa. Mudah-mudahan semua terinspirasi dan secara bersama-sama berkolaborasi untuk menemukan jalan model ekonomi yang kompatibel terhadap perubahan iklim," tandasnya. (Ery)