Loyalitas Korps Marinir Terhadap Jenderal Andika Selaku Panglima TNI Baru, Nono Sampono: Jangan Diragukan

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 17 November 2021 11:07 WIB
Monitorindonesia.com - Loyalitas Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), kepada Jenderal Andika Perkasa, sebagai Panglima TNI yang baru jangan diragukan. Apalagi, loyalitas merupakan nilai penting bagi TNI, termasuk Korps Marinir. Penegasan ini disampaikan Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono melalui keterangan tertulisnya, Selasa kemarin (16/11/2021)menanggapi pernyataan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono yang meminta publik tidak meragukan loyalitas TNI AL. Ucapan (Loyalitas) Laksamana Yudo itu terlontar saat memimpin upacara hari ulang tahun (HUT) ke-76 Korps Marinir TNI AL pada Senin (15/11/2021) di Lapangan Brigif 1 Marinir, Jakarta Selatan. Ia pun menegaskan, Angkatan Laut akan tetap loyal pada Panglima TNI yang baru Jenderal Andika Perkasa. "Siapapun pemimpinnya, kita harus loyal," ujar Yudo. Melanjutkan pernyataannya, Nono Sampono menjelaskan bahwa loyalitas memang merupakan nilai penting bagi TNI, termasuk Korps Marinir. "Saya kira nilai-nilai yang jadi jati diri TNI, khususnya Korps Marinir mestinya yang dikedepankan adalah loyalitas dan dedikasi," ujar Letjen Marinir purnawirawan itu. Menurut Nono, prajurit marinir memegang dua nilai, yaitu kejuangan dan profesionalisme. "Yang dimaksud KASAL tadi itu berada pada lingkup nilai-nilai perjuangan, diutamakan nilai loyalitas," jelas Nono. Menurut Nono, pertahanan Indonesia memerlukan Korps Marinir dan prajurit TNI AL yang mumpuni dan berdaya juang tinggi. Apalagi, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan. "Sebagai negara besar, sangat diperlukan Korps Marinir yang kuat, tangguh, profesional dan memiliki nilai-nilai juang tinggi," katanya. Untuk itu, ia meminta TNI AL melakukan peningkatan kapasitas untuk menjaga pertahanan negara. "Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih. Tentu mengharuskan penyesuaian. Pertama dari kemampuan manusianya dulu: kesiapan tempurnya, kesiapan operasinya," ujar Nono. Selain kemampuan prajurit, Nono juga menyoroti soal alat utama sistem persenjataan (alutsista) hingga strategi peperangan. "Kemudian, bicara alutsista pendukung dan senjata. Ketiga, tentu ada tradisi. Kemudian, bentuk peperangan sekarang semakin canggih," demikian Nono Sampono. (Ery)
Berita Terkait