Tembus 802 Kasus, Puncak Gelombang Omicron Indonesia Dipreksi Awal Februari

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 11 Januari 2022 23:17 WIB
Monitorindonesia.com – Update data harian Covid-19 pada Selasa (11/1/2022) mencapai 802 kasus. Sebagian besar adalah kasus Omicron yang berasal dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Dari 537 kasus di Jakarta, 435 kasus berasal dari PPLN. “Oleh karenanya kami mengimbau masyarakat untuk tidak bepergian keluar negeri dalam 2-3 minggu ke depan,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangan tertulis, Selasa. Luhut memperkirakan puncak kasus Omicron akan terjadi pada awal Februari mendatang. Ini berdasarkan hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, di mana varian Omicron mencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari, lebih cepat dari varian Delta. "Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari," kata Luhut. Kendati demikian, sebagian besar kasus yang terjadi diperkirakan akan bergejala ringan, sehingga pemerintah menyiapkan strategi yang berbeda dengan penanganan varian Delta. Menurut Luhut, kesiapan RS akan menjadi salah satu indikator utama. Pemerintah akan mewaspadai ketika keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit mendekati 20-30 persen. Menurutnya, Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron. Tingkat vaksinasi sudah lebih tinggi, kapasitas testing dan tracing juga jauh lebih tinggi. “Sistem kesehatan kita juga sudah lebih siap, baik dalam hal obat-obatan (termasuk molnupiravir  dari Merck), tempat tidur RS, tenaga kesehatan, oksigen, dan fasilitas isolasi terpusat,” sambung Luhut. Ia mengemukakan, saat ini Omicron telah teridentifikasi di 150 negara dan menimbulkan gelombang baru dengan puncak yang lebih tinggi di berbagai negara dunia. Indonesia, lanjutnya, bukan tidak mungkin dapat mengalami hal yang sama. "Namun kita tidak perlu panik, tetapi kita tetap waspada. Karena pengalaman kita menghadapi Delta varian kemarin," ujarnya. Luhut yang juga Koordinator PPKM Jawa Bali itu, menegaskan kondisi Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron. Dengan berbagai kesiapan tersebut dan belajar dari pengalaman yang lalu, Luhut optimistis kasus tidak akan meningkat setinggi negara lain. "Namun syaratnya kita semua harus disiplin. Saya ulangi, kita semua harus disiplin, dan kita semua harus kompak. Keberhasilan kita mengendalikan varian Omicron tidak mungkin dapat dicapai tanpa kerja sama semua pihak, terutama dalam menjalankan protokol kesehatan," kata dia.