Anggota Komisi IX DPR Ajak Semua Pihak Bersiap Hadapi Gelombang Omicron

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 24 Januari 2022 12:22 WIB
Monitorindonesia.com - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengajak semua pihak untuk bersiap menghadapi gelombang varian Omicron yang diprediksi akan terjadi dalam beberapa minggu ke depan dengan jumlah kasus mencapai belasan ribu. Politikus PDI Perjuangan ini juga berharap, dua kasus kematian akibat varian Omicron yang terjadi Sabtu 22 Januari 2022 lalu sebagai warning, dalam menghadapi lonjakan Omicron “Merujuk informasi pihak luar negeri, juga pemerintah sendiri bahwa dalam beberapa minggu ke depan akan terjadi lonjakan besar Omicron. Sebagai langkah antisipasi, kita harus waspada. Apalagi sudah ada dua pasien varian Omicron meninggal. Ini membuktikan Omicron nyatajuga beresiko,” kata Rahmad kepada wartawan di Jakarta, Senin (24/1/2022) Dua orang pasien Covid-19 varian Omicron di Indonesia dilaporkan meninggal pada Sabtu, 22 Januari 2022. Satu kasus yang merupakan transmisi lokal meninggal di Rumah Sakit Sari Asih Ciputat. Sedangkan satu lagi merupakan pelaku perjalanan luar negeri, meninggal di RSPI Sulianti Saroso. Keduanya merupakan pelaporan fatalitas pertama di Indonesia akibat varian Omicron yang memiliki daya tular tinggi. Rahmad mengatakan, jika melihat badai Omicron yag menerjang berbagai negara di dunia, maka bisa diprediksi Indonesia sendiri tidak akanbisa menghindar dari varian Covid-19 yang disebut penularannya sangat cepat tersebut “Omicron merebak di seluruh negara di dunia, kita pasti tidak akan bisa menghindar. Yang penting saat ini, bagaimana agar lonjakan bisa kita antisipasi, bisa kita meminimalkan puncaknya dan jangan sampai menimbulkan korban,” bebernya. Rahmad menambahkan, jika berkaca dari berbagai pihak dan negara serta data statistik yang ada menunjukkan puncak omicron akan terjadi antara 30-70 hari setelah pertama kali di temukan di Afrika Selatan Desember lalu. “Itu puncaknya ya, ada yang sampai 30 hari 40 hari ada sampai baru 70 hari baru pada saat puncaknya baru mengalami proses fase penurunan. Karena itulah kita mempersiapkan diri dalam waktu dekat ini, karena diprediksi akan terjadi lonjakan Omicron yang besar,” ungkapnya. Untuk menghadapi lonjakan varian Omicrom, Rahmad mengajak semua pihak harus mempersiapkan diri dengan baik secara psikologis dalam artian tetap tenang dan tidak panik. Mencerna informasi dengan benar serta melakukan hal-hal pencegahan sesuai dengan anjuran pemerintah. “Kita harus mempersiapkan diri dengan baik dan melakukan langkah dan tindakan yang tepat sesuai dengan anjuran pemerintah. Itu saya kira yang terpenting,” katanya. Ia berharap seluruh pihak saling mengingatkan bahwa varian Omicron tidak bisa dianggap remeh dan tidak berbahaya. Dikatakan, data menunjukkan di luar negeri banyak yang sudah meninggal karena Omicron. “Kita harus saling mengingatkan karena Omicron beresiko bagi orang-orang yang punya komorbit maupun orang yang sama sekali belum vaksin. Sedangkan, kita tahu masih jutaan rakyat yang belum divaksin. Ini harus menjadi perhatian bersama dan menjadi kita untuk semakin hati-hati,” imbuhnya. Rahmad mengatakan berdasarkan kondisi diatas, pihaknya mendorong pemerintah untuk terus menggencarkan vaksinasi, terutama untuk pemerintah daerah. “Untuk menggencarkan dan menggiatkan lagi vaksinasi komplit tentu yang dasar dulu yang utama harus gencar, karena masih banyak yang belum yang kedua harus dikejar dan yang ketiga kepada pemerintah untuk segera melakukan booster dengan cepat walau sekarang sudah berproses," tutupnya. (Wawan)

Topik:

DPR omicron