Presiden Jokowi Beri Peringatan Dampak Perubahan Iklim

wisnu
wisnu
Diperbarui 30 Maret 2022 13:37 WIB
Jakarta, MI – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bahwa dampak perubahan iklim bisa mengancam ketahanan pangan Indonesia. Termasuk, akan meningkatkan frekuensi, intensitas, dan durasi bencana geohidrometeorologi. “Daya adaptabilitas tanaman dan produktivitas tanaman semakin menurun dan ini mengancam ketahanan pangan di negara kita,” ujarnya dalam sebuah sebuah video yang dikutip, Rabu (30/3). Indonesia merupakan negara agraris dan kepulauan, kata Presiden, semakin tidak diuntungkan dari dampak perubahan iklim ini. Fenomena cuaca dan iklim yang ekstrem, akan semakin sering terjadi. [caption id="attachment_418315" align="aligncenter" width="200"] Presiden Joko Widodo (Foto: Dok/Istana)[/caption] “Terjadi peningkatan suhu udara, suhu muka air laut semakin menghangat, terjadi laju kenaikan muka air laut yang membahayakan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil,” beber Presiden. Karenanya, Jokowi meminta seluruh pihak memperhatikan dengan serius informasi cuaca dan perubahan iklim yang diberikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan instansi terkait lainnya. Kemudian, jajaran pemerintah perlu menyiapkan kebijakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan cepat. "Serta siapkan penanganan yang lebih baik untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim," cetusnya. Jokowi juga meminta sistem peringatan dini bencana semakin diperkuat dengan mengandalkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), maha data atau “Big Data”, metode asimilasi, dan komputerisasi teknologi tinggi. Terlebih, data dan informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang cepat dan akurat sangat dibutuhkan untuk menyusun langkah penanganan yang terukur. "Ini untuk membangun kesadaran, ketangguhan, dan partisipasi masyarakat," ujarnya. Untuk itu, Jokowi berharap sistem edukasi kebencanaan kepada masyarakat terus dilanjutkan. “Agar masyarakat mampu merespons dengan cepat potensi risiko bencana,” kata dia. Kelompok rentan dampak perubahan iklim, yakni petani dan nelayan, juga harus menerima edukasi bencana agar mampu beradaptasi. Dengan begitu, petani dan nelayan bisa tetap bekerja produktif dan mampu menjaga ketahanan pangan. Selain itu, Jokowi meminta jajarannya memperkuat kolaborasi lintas kementerian/lembaga dengan instansi swasta, dan pihak terkait lainnya. "Kemudian, kolaborasi dengan swasta dan sosial dan berbagai elemen bangsa dalam adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim," ujarnya.