Sosok Jenderal Andika Perkasa Salah Satu Bakal Capres Hasil Rakernas NasDem

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 18 Juni 2022 07:02 WIB
Jakarta, MI - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menjadi salah satu bakal calon presiden (capres) yang direkomendasikan Partai Nasdem. Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (17/6). “Pertama, Anies Rasyid Baswedan. Kedua, Andika Perkasa. Ketiga, Ganjar Pranowo,” sebutnya. Berikut profil Jenderal Andika Perkasa. Andika Perkasa lahir di Bandung, 21 Desember 1964. Andika adalah seorang perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang menjabat sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia sejak tanggal 17 November 2021, menggantikan Marsekal TNI (Purn.) Hadi Tjahjanto. Andika mengawali karier sebagai perwira pertama infanteri Kopassus Grup 2/Para Komando dan Satuan-81/Penanggulangan Teror (Gultor) selama 12 tahun. Di awal kariernya, ia menghabiskan waktu untuk studi di luar negeri. Andika memiliki tiga gelar master dari universitas di Amerika Serikat. Andika Perkasa menjalani pendidikan di Norwich University. Kemudian melanjutkan studi di National War College (NWC), yang merupakan bagian dari National Defense University, Washington, DC pada 2003. Pada Tahun 2005, Andika menimba ilmu di George Washington University. Dia juga adalah lulusan terbaik Seskoad angkatan 1999/2000. Karier TNI-nya bermula sejak lulus dari Akademi Militer (Akmil) pada Tahun 1987, yakni berada di Grup 2/Para Komando Kopassus. Dia juga sempat bertugas di satuan elite penanggulangan teror, Sat 81 Gultor Kopassus. Pada Tahun 1990, Andika pernah melaksanakan operasi militer di Timor Timur. Di lokasi yang sama, ia juga pernah melakukan operasi teritorial. Selanjutnya pada 1994, dia melakukan operasi bakti TNI di Aceh. Tahun 2001, Andika bertugas di Departemen Pertahanan. Dia juga pernah berkarier di Bais. Pada 2002, Andika menjabat sebagai Danyon 32 Grup 3/Sandha Kopassus. Andika juga pernah memimpin penangkapan seorang yang dituduh sebagai pimpinan Al Qaeda, Omar Al-Faruq, di Bogor pada 2002. Setelah beberapa kali berpindah tugas, akhirnya pada 2011 Andika dipromosikan sebagai Komandan Rindam Jaya dan mendapat pangkat kolonel. Andika diangkat sebagai Komandan Korem 023/Kawal Samudra di Sibolga pada pertengahan 2012. Selanjutnya pada November 2013, Andika dipercaya sebagai Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat dan mendapat pangkat brigadir jenderal (brigjen). Selang dua hari setelah pelantikan Joko Widodo sebagai presiden, pada Oktober 2014, Andika diberi kepercayaan sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dengan pangkat Mayor Jenderal (Mayjen). Pada 30 Mei 2016, menantu eks Kepala BIN Hendropriyono ini diberi tugas sebagai Panglima Kodam XII/Tanjungpura. Sejak saat itu kariernya terus menanjak hingga akhirnya pada Januari 2018, ia didapuk sebagai Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan (Dankodiklat) TNI-AD. Hanya berselang 6 bulan, yakni pada Juli 2018, suami dari Diah Erwiany ini diangkat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) menggantikan posisi Letnan Jenderal TNI Agus Kriswanto. Masih pada tahun yang sama, tepatnya tanggal 22 November 2018 Andika dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNI Mulyono.