Misi Kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia: Keamanan Pangan, Keamanan Energi dan Perdamaian

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 3 Juli 2022 17:05 WIB
Jakarta, MI - Pengamat Pertahanan dan Intelejen, Connie Rahakundini Bakrie mengungkapkan bahwa kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Russia jelas mempunyai 3 misi. Kata Connie, tiga misi itu adalah misi keamanan pangan, misi keamanan energi dan misi perdamaian. “Perkara gandum mie dan sebagainya itu problem dunia. Justru langkah tepat dan sudah benar pembicaraan Presiden Jokowi kepada Presiden Putin minta komitmen awal pengamanan gandum dan pupuk,” tegas Connie seperti dikutip Monitorindonesia.com, Minggu (3/7). Karena menurutnya bukan cuma Indonesia yang menderita tapi Afrika, Asia dan paling dikhawatirkan adalah mempercepat terjadinya negara gagal disebabkan domino effect issue pangan dan energi akibat ‘spill over’ dari perang ini. “Jadi langkah Jokowi mungkin dinilai kecil tetapi jelas sebuah Smart Small Steps untuk menyelamatkan masyarakat dunia,” tegasnya. Connie menyoroti pernyataan Dino Pati Djalal yang menurutnya ngawur pada misi perdamaian yang diemban oleh Presiden Jokowi. “Terkait misi perdamaian saya kira komentar sinis Dino Pati Djalal bahwa ini pertanda Putin acuhkan misi Perdamaian Jokowi adalah ngawur. Dino mungkin lupa Jokowi itu Presiden bukan tukang sulap, Abrakadabra langsung jadi," katanya. Seharusnya menurut Connie sebagai mantan diplomat papan atas Dino pastilah paham betul urusan perdamaian menjadi sulit dan berbelit karena Presiden Zelensky bukanlah seorang Presiden yang berdaulat penuh. Keputusannya tergantung sangat pada titah AS dan NATO yang ‘playing as good friends’. “Padahal sebenarnya AS dan NATO menjadikan rakyat dan negara Ukraina menjadi mandala perang mereka sehingga negara dan rakyatnya menjadi luluh lantak akibat dari ketidak berdaulatan Ukraina pada kepentingan nasionalnya sendiri,” ujarnya. Intinya kunjungan Jokowi ke kedua negara dengan 3 misinya jelas menunjukkan kualitas perbedaan sesungguhnya antara patriot ala Pancasila dan patriot ala Ukraina. “Dan rakyat Indonesia yang waras tentunya harus mendukung semangat Patriot Pancasila !” tegasnya. Sebelumnya, Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menilai kunjungan Presiden Jokowi ke Rusia bukan dianggap Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai misi perdamaian. Menurut Dino, kunjungan itu dianggap sebagai kunjungan bilateral, membahas kerja sama ekonomi antar kedua negara. "Intinya Rusia itu memperlakukan kunjungan ini sebagai bilateral, bukan submisi perdamaian," kata Dino, Sabtu (2/7). Mantan Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu) di era Presiden SBY ini menuturkan, ada perbedaan pandangan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin atas kunjungan Presiden Jokowi. Ukraina, kata Dino, memang menganggap kunjungan sebagai misi perdamaian. Tak heran Zelensky juga menyampaikan pesannya untuk Putin kepada Jokowi saat mengunjungi Ukraina. Namun, Putin memandang kunjungan untuk mengeratkan hubungan bilateral. "Nah, di Ukraina diterima sebagai suatu misi perdamaian, tapi yang saya lihat di Rusia itu tidak dilihat sebagai misi perdamaian. Tujuannya sebagai kunjungan bilateral," ucap Dino. Dino menyebutkan, saat Jokowi berkunjung ke Rusia, yang dibahas adalah kerja sama ekonomi Indonesia-Rusia berbasis perdagangan bebas, termasuk soal minat investasi Rusia di Ibu Kota Negara Nusantara (IKN). Kedua negara tidak membahas atau merujuk perang maupun perundingan perdamaian. "Jadi ada pertemuan, disinggung juga mengenai (kerja sama) Rusia-Indonesia di bidang ekonomi dan teknologi. Makanya Presiden Putin sama sekali tidak merujuk mengenai perang, mengenai perundingan damai, atau mengenai misi perdamaian," jelas Dino.
Berita Terkait