Cacar Monyet Pengalihan Isu dan Bisnis Vaksin Nguras APBN untuk Dana Pemilu 2024

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 21 Agustus 2022 02:50 WIB
Jakarta, MI - Praktisi hukum pidana dari Universitas Indonesia (UI) dan  Universitas Bung Karno (UBK) Kurnia Zakaria menilai kasus cacar monyet pertama di Indonesia sebagai pengalihan isu kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J. Mata masyarakat saat ini, kata dia, tertuju pada kasus yang hampir dua bulan itu belum tuntas juga. "Adanya kasus baru cacar Monyet ini, terkesan sebagai pengalihan isu yang makin hangat saat ini, masyarakat tentunya tidak terkejut, sebelumnya sudah ada warning bahwa virus tersebut sudah dekat ke Indonesia," kata Kurnia kepada Monitorindonesia.com, Minggu (21/8). Selain itu, kata dia, kasus cacar Monyet ini ada indikasi untuk bisnis obat vaksin menguras APBN untuk pemilu 2024 mendatang. "Buat dana Pemilu 2024 nih gejala nya yang divaksin cacar monyet ini, kok seperti evolusi penyakit Antraks dengan Kusta dan Cacar jangan-jangan senjata Biologis psywar Negara RRC dan Rusia atau dari USA dan Uni Eropa," jelasnya. Sedangkan, lanjut Kurnia, pernyataan pemerintah Indonesia belum bebas covid dan hutang negara jumlah nya sangat besar ya itu kurang lebih dari 6000 trilyun,belum ada kepastian entah kapan hutang tersebut bisa dibayar hingga lunas. Kurnia Zakaria pun angkat bicara "Hutang Indonesia aja masih 6000 trilyun tapi ini malah minta bantuan utang baru lagi,jangan jangan Indonesia bisa menjadi negara Bangkrut seperti Yunani dan Srilangka," jelasnya. "Fokus Menteri pasti ke tahun politik 2024, sedangkan program dalam kegiatan Menteri lebih banyak hanya sekedar pencitraan belaka," sindirnya. [Amin]