Ganjar Dihadapan Mahasiswa Universitas Pancasila: Jangan Pernah Menjadi Biasa-biasa Saja, Jadilah yang Luar Biasa!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 3 November 2022 16:30 WIB
Jakarta, MI - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengadiri acara 'Orasi Ilmiah: Menghadapi Tantangan Global' saat Dies Natalis ke-56 dan Wisuda Semester Genap Program D3, S1, Profesi S2 dan S3 Universitas Pancasila,  di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (1/11) kemarin. Dalam kesempatan itu, Ganjar Pranowo, menantang para Mahasiswa atau wisudawan dan wisudawati  agar menjadi insan yang tidak hanya menjadi biasa-biasa saja akan tetapi menjadi luar biasa dalam hal ini dapat memberikan kontribusi yang besar kepada Bangsa Indonesia. "Jangan pernah menjadi biasa-biasa saja, jadilah yang luar biasa," kata Ganjar. Awalnya, orang nomor satu di Jawa Tengah itu bercerita, bahwa pada berapa waktu lalu ia berkunjung ke kediaman Mas Butet Kertarajasa Budayawan yang menurutnya sangat mbeling (nakal/keras kepala). "Setelah makan bareng mas Butet, ngajak saya keliling-keliling untuk menyaksikan koleksi lukisan yang ada di rumahnya, tapi ada satu lukisan yang menurut saya luar biasa bagusnya itu adalah lukisan Pak Hoegeng yang melukis dirinya sendiri, jadi Pak Hoegeng melukis Hoegen," katanya. Hal yang menarik dari lukisannya itu, menurutnya, lukisannya tidak selesai, kakinya belum tuntas tangannya belum tuntas yang artinya ada pesan dalam lukisan tersebut. "Lukisan itu menyiratkan pesan yang sangat mendalam menurut saya sangat dalam effort yang dilakukan oleh seorang Hoegen, Polisi legendaris itu dengan segala daya upayanya tidak bisa menghasilkan sebuah kesempurnaan tapi dia lakukan itu dengan sangat baik," ungkapnya. Selain itu, lanjut dia, ada juga lukisan Gus Dur dan tentu saja lukisan Bung Karno yang sangat menarik. "Ternyata dia mengaku dia kolektor saja pelukisnya bukan dia, memang Butet itu begitu dan meskipun semuanya keren-keren. Tapi saya justru tertarik lukisan Bung Karno itu yang memegang satu batang rokok yang menyala di bagian atas lukisan itu ada kutipan ucapan beliau "warislah apinya jangan abunya."katanya melanjutkan. Meski sudah tahu ungkapan tersebut puluhan tahun yang lalu tapi kali ini, kata Ganjar, rasanya sangat berbeda. "Ketika kita kembali membaca kalimat itu lebih tenang lebih dalam ada semangat yang ditularkan sekaligus ada tamparan minimal kepada saya yang saya rasakan," katanya. Atas hal ini, Ganjar mempertanyakan, apakah saat ini  ada yang benar-benar mewarisi perjuangan Preaiden pertama di Indonesia ini? "Karena pertanyaannya kira-kira begini, sudahkah kita benar-benar mewarisi api perjuangan beliau atau justru kita sebenarnya sibuk mencari cuman debunya saja karena setiap yang kita pilih akan mempengaruhi nasib kita pada saat ini anak cucu dan siapapun yang menjadi keturunannya kita mendatang atas keputusan yang kita ambil hari ini," bebernya. "Maka selamat datang di dunia yang sulit ini jangan pernah menjadi biasa-biasa saja jadilah yang luar biasa," imbuhnya. (MI/Aan) #Ganjar