Atasi Konflik, Ahli Minta Pemerintah Bentuk Badan Monitoring dan Evaluasi Pembangunan di Papua

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 3 Juni 2023 17:40 WIB
Jakarta, MI - Ahli Antropologi dari Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI), Angel Niesje Manembu, mengungkapkan bahwa memahami permasalahan konflik Papua dan bagaimana penyelesaiannya dari masa ke masa bukanlah perkara yang mudah. Ia menilai diperlukan upaya-upaya untuk dapat melihat kembali sejarah permasalahan konflik yang terjadi di Papua dari masa ke masa beserta bentuk-bentuk kebijakan yang pernah diberlakukan di Papua. Diketahui, sepanjang Papua berada di dalam wilayah Negara Republik Indonesia, berbagai dimensi permasalahan konflik di Papua beserta kebijakan-kebijakan penyelesaiannya telah melalui periode sejarah panjang, namun sampai saat ini konflik di Papua belum dapat diselesaikan. “Berdasarkan kajian dan penelitian yang dilakukan, penyebab akar masalah konflik Papua sangat beragam dan berlapis. Seperti lemahnya perhatian terhadap kondisi sosial budaya masyarakat dan pemahaman terhadap faktor-faktor sosial budaya masyarakat Papua dalam merespons perubahan di lingkungan mereka," ujar Angel, Sabtu (3/6). Dalam upaya penyelesaian konflik di Papua, Angel menegaskan bahwa diperlukan pendekatan antropologis dengan memahami akan budaya masyarakat Papua. “Salah satunya melalui upaya pendekatan budaya dengan menerapkan diri dalam posisi mereka atau berempati. Terutama oleh petugas keamanan," tegasnya. Selain itu, dibalik upaya lain yang sudah dilakukan baik keamanan, kesejahteraan melalui ekonomi, perlu didukung dengan terus-menerus termasuk melakukan pembangunan dalam mentransformasi konflik di Papua. "Agar semua terlaksana, maka perlu dibangun atau dibentuk Badan Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Papua. Tujuannya sebagai bahan pembelajaran semua pihak. Digunakan untuk peningkatan kualitas pembangunan dan mencegah konflik,” ujarnya.

Topik:

KKB Papua