Kronologi Ledakan Smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) dan Sejarah Berdirinya

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 24 Desember 2023 22:54 WIB
Belasan orang dilaporkan meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka akibat ledakan di smelter nikel milik PT ITSS (Foto: Dok MI/Repro)
Belasan orang dilaporkan meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka akibat ledakan di smelter nikel milik PT ITSS (Foto: Dok MI/Repro)

Morowali, MI - Belasan orang dilaporkan meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka akibat ledakan di salah satu pabrik pengolahan (smelter) nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Laporan awal menyebutkan tungku smelter PT ITSS yang meledak hebat tersebut berada di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (PT IMIP) di Kecamatan Bahodopi. 12 orang dikabarkan meninggal dunia.

Kapolsek Bahodopi Ipda Edy mengatakan ledakan terjadi pagi tadi, saat sejumlah pekerja melakukan perbaikan. Namun dia tak memastikan berapa kali ledakan itu terjadi. "Informasinya itu lagi perbaikan, posisinya dalam perbaikan," katanya, Minggu (24/12).

Namun demikian, tak berselang lama, Manajemen PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mengoreksi jumlah korban meninggal dunia akibat ledakan itu. Dari sebelumnya lima orang tenaga negara asing (TKA) China tewas menjadi empat orang.

Sementara untuk pekerja lokal yang bekerja di wilayah Morowali Sulawesi Tengah (Sulteng) dari sebelumnya dilaporkan delapan orang meninggal dunia menjadi sembilan orang.

"Jumlah korban meninggal yang terkonfirmasi saat ini sebanyak 13 orang, terdiri atas 9 pekerja Indonesia dan 4 pekerja asal Tiongkok," kata Media Relations Head PT IMIP, Dedy Kurniawan.

Sementara itu, sebanyak 46 pekerja yang mengalami luka-luka pada umumnya disebabkan karena terkena uap panas. "29 korban luka dirujuk ke RSUD Morowali, 12 orang sedang dilakukan observasi di klinik IMIP, dan 5 orang rawat jalan. Kami juga telah menyerahkan 1 jenazah korban kepada keluarga korban," ungkapnya.

Kronologi

Ledakan bermula ketika tungku smelter No. 41 yang terbakar, awalnya masih ditutup untuk operasi pemeliharaan. Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi.

"Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran. Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa," jelasnya.

Adapun hasil investigasi awal, penyebab ledakan diperkirakan karena bagian bawah tungku masih terdapat cairan pemicu ledakan. Saat proses perbaikan tersebut terjadi ledakan secara tiba-tiba.

Di lokasi terdapat banyak tabung oksigen yang digunakan untuk pengelasan dan pemotongan komponen tungku. Akibatnya, ledakan pertama memicu beberapa tabung oksigen di sekitar area ikut meledak. "Hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini sekaligus menegaskan bahwa tidak ada tabung oksigen yang meledak seperti diinformasikan sebelumnya," ungkapnya.

Sementara itu, menurut Kepala Divisi Media Relations PT IMIP Dedy Kurniawan, kecelakaan kerja itu terjadi sekitar pukul 05.30 WITA, Minggu. Dia juga menyebutkan bahwa peristiwa itu bermula saat sejumlah pekerja memperbaiki tungku dan pemasangan pelat pada bagian tungku.

Saat terjadi ledakan pertama, tabung oksigen di sekitar tungku akhirnya ikut meledak, sehingga menyebabkan kebakaran hebat. Kebakaran tersebut baru berhasil dipadamkan sekitar pukul 09.10 WITA. “PT IMIP terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menginvestigasi hingga penanganan korban," kata Dedy.

Dedy menyatakan bahwa seluruh biaya perawatan korban hingga santunan akan ditanggung oleh manajemen PT IMIP. Untuk korban yang berhasil diidentifikasi, atas permintaan pihak keluarga korban, jenazahnya juga akan langsung diterbangkan ke kampung halaman masing-masing.

Sejarah Berdirinya

Pabrik smelter nikel dan stainless steel ini didirikan di Wenzhou pada tahun 1980-an, adalah perusahaan berskala besar yang bertujuan untuk produksi dan peleburan baja tahan karat. 

Saat ini, Dewan Direksi Industri Tsingshan berbasis di Shanghai dan Wenzhou, dan kini mengelola empat grup, yaitu Tsingshan Holding Group Co., Ltd., Shanghai Decent Investment (Group) Co., Ltd., Tsingtuo Group Co., Ltd. dan Eternal Tsingshan Group Co., Ltd., dan lebih dari 100 anak perusahaan.

Grup Tsingshan tidak hanya berinvestasi di Indonesia tapi juga di Singapura, India, Amerika Serikat, dan negara-negara lain, serta mengelola lebih dari 15 anak perusahaan/kantor perwakilan.

Salah satu proyek terbesar mereka berada di Indonesia, tepatnya di Kawasan Industri Morowali Indonesia dengan total luas yang direncanakan lebih dari 2.000 hektar. 

Perusahaan yang berada di bawah naungan Grup Tsingshan adalah  PT. Taman Industri Indonesia Morowali (IMIP), PT. Sulawesi Mining Investment Indonesia (SMI), PT. Guangqing Nickel Corporations Indonesia (GCNS), PT. Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), PT. Indonesia Ruipu Nichrome (IRNC), PT. Tsingshan Steel Indonesia (TSI), dan PT. Dexin Baja Indonesia (DSI).

Selain proyek Hengjia dengan produksi tahunan sebesar 150.000 ton feronikel dan proyek DSI dengan produksi tahunan sebesar 3,5 juta ton baja yang sedang dibangun, kawasan ini juga telah membentuk rantai industri pertama di dunia yang menghubungkan pertambangan, peleburan nikel-kromium-besi, peleburan baja tahan karat, pengerolan panas, pencucian dan anil asam, pengerolan dingin dan pemrosesan hilir.

Selain itu juga proyek lain seperti pembangkit listrik tenaga panas, piroelektrik, kokas, semi kokas, pembuatan asam, ferrosilikon, silikomangan, dan dermaga logistik tersedia di taman ini. 

Secara khusus, total kapasitas pembangkit listrik terpasang pembangkit listrik milik sendiri tersebut lebih dari 2.000MW, kapasitas produksi feronikel 1,8 juta ton, kapasitas produksi ferrochromium 300.000 ton, kapasitas pembuatan baja 3 juta ton, dan kapasitas hot rolling 3 juta ton.

Bisnis di Indonesia adalah yang terbesar bagi Grup Tsingshan, yakni pabrik baja tahan karat terbesar dengan rantai industri terpanjang di luar Tiongkok.