Isu Normalisasi Hubungan Indonesia dengan Israel, Apa Kata Istana?

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 1 Maret 2024 01:26 WIB
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana (Foto: MI/Antara)
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana (Foto: MI/Antara)

Jakarta, MI - Dalam pemberitaan Jewish Insider menyebutkan bahwa Menteri Luar Negeri Israel saat itu Eli Cohen dan mantan Presiden Indonesia Joko Widodo alias Jokowi menyetujui rancangan akhir perjanjian bagi kedua negara untuk bertukar kantor perdagangan sebagai langkah pertama menuju hubungan diplomatik penuh. 

Indonesia juga berencana membuka kantor perdagangan di Ramallah pada waktu yang bersamaan. Indonesia dan Israel juga disebut telah sepakat untuk membuka kantor penghubung yang berfokus pada pengembangan hubungan bilateral, dengan penekanan pada ekonomi, perdagangan, teknologi, inovasi dan budaya. 

Selain itu, kedua negara juga membicarakan tentang penghapusan Israel dari daftar hitam visa Indonesia. Namun hal ini dibantah pihak Istana.

"Tidak benar, Presiden sampai mengirim utusan khusus untuk berbicara dengan Israel," kata Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana 
 dalam keterangannya, Kamis (29/2). 

Ari menekankan bahwa Jokowi menugaskan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk semua permasalahan luar negeri. Ia pun menekankan posisi Jokowi sama dengan posisi Menlu Retno. "Posisi resmi Presiden diwakili oleh pernyataan dan sikap Menlu," demikian Ari.